Sabtu 22 Oct 2016 23:04 WIB

Hari Santri Jadi Momentum Tangkal Terorisme

Sejumlah santri mengikuti upacara petingatan hari santri di pelataran Monas, Jakarta, Sabtu (22/10).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah santri mengikuti upacara petingatan hari santri di pelataran Monas, Jakarta, Sabtu (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengharapkan Hari Santri menjadi momentum kebangkitan untuk melawan paham dan aksi-aksi radikalisme, serta terorisme.

"Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir tidak lepas dari peranan santri. Peringatan Hari Santri ini sebagai bukti jika santri bisa membangun bangsa," katanya di Semarang, Jateng, Sabtu.

Hal tersebut diungkapkan Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi di sela peringatan Hari Santri Nasional yang berlangsung di Balai Kota Semarang yang dimeriahkan dengan berbagai kegiatan.

Menurut dia, peranan santri dan alim ulama di Indonesia sangatlah besar, terutama saat perebutan kemerdekaan RI yang membuktikan kontribusi perjuangan agar Indonesia lepas dari penjajah.

Hari Santri Nasional yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22/2015 tentang Hari Santri, kata dia, haruslah dimaknai sebagai momentum memperteguh diri dalam NKRI.

"Hari Santri Nasional adalah perekat seluruh masyarakat. Hidup Santri!," seru Hendi yang langsung disambut tepuk tangan menggema dari para peserta dan tamu undangan yang hadir.

Peringatan Hari Santri Nasional di Balai Kota Semarang berlangsung meriah dengan berbagai pertunjukan oleh santri, seperti pencak silat, drum band, serta pementasan barongsai.

Dengan mengangkat tema "Merajut Kebhinnekaan dan Kedaulatan Indonesia", Hendi bertindak selaku pembina upacara memimpin upacara mengawali peringatan Hari Santri Nasional tersebut.

Suasana semakin khidmat saat seluruh peserta upacara menyanyikan bersama lagu mars "Syubbanul Wathon" dan seiring secara serentak mengibarkan-ngibarkan bendera Merah Putih yang mereka bawa. Selain itu, juga dilakukan penandatanganan deklarasi santri Kota Semarang menolak radikalisme dan narkoba.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement