Kamis 20 Oct 2016 21:48 WIB

Rusun Jatinegara Barat, Penampilan Megah Kualitas Reyot

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ilham
Warga Kampung Pulo Jatinegara mengikuti pendataan dan proses undian untuk mendapatkan unit di rusun Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Ahad (7/6). (Republika/Yasin Habibi)
Warga Kampung Pulo Jatinegara mengikuti pendataan dan proses undian untuk mendapatkan unit di rusun Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Ahad (7/6). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak Agustus 2015 lalu, Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat telah menjadi tempat penampungan ribuan korban penggusuran Kampung Pulo, Jakarta Timur. Usia rusun itu sendiri belum lagi genap dua tahun, namun dinding dan ubinnya seperti gedung lama yang reyot.

Bangunan bertingkat yang dirancang menyerupai apartemen mewah itu kini mulai menghadirkan mimpi buruk bagi para penghuninya. Pasalnya, mereka menemukan adanya sejumlah masalah pada struktur rusun tersebut.

"Anda bisa lihat sendiri, dinding di lantai ini banyak yang retak," ujar seorang warga, Lita Pandirari, sambil menunjukkan struktur yang mengalami keretakan di tingkat 10 Tower (Gedung) A Rusunawa Jatinegara Barat, kepada Republika.co.id, Kamis (20/10).

Menurut dia, dinding yang retak tidak hanya dijumpai di tingkat 10 gedung itu. Kondisi serupa juga terjadi di beberapa tempat lainnya, seperti tingkat 8, 11, 12, 15, dan 16. Selain dinding, ubin-ubin yang menutupi lantai di gedung itu juga mengalami keretakan.

Persoalan tidak berhenti sampai di situ saja. Setiap kali hujan datang, air dengan mudah merembes masuk ke dalam hunian warga. Itu dikarenakan adanya kebocoran pada dinding rusun yang mereka tempati.

"Kami sudah lama melaporkan masalah ini ke pengelola rusun, tapi belum ditanggapi sampai sekarang," ucap Lita yang juga Ketua RT 001/009 Rusunawa Jatinegara Barat itu.

Penghuni lainnya, Denli Nirwana mengatakan, kebocoran juga terjadi pada beberapa bagian struktur huniannya yang berada di lantai 16 Tower A. "Dinding di atas jendela kamar saya lagi bocor. Terus, di dinding depan pintu masuk hunian saya ini juga ada kebocoran," katanya menjelaskan.

Begitu hujan tiba, kamar yang ditempati Denli bersama istrinya sering kebasahan. Lantai bilik berukuran 2x2 meter itu pun menjadi becek karena air masuk melewati celah-celah dinding yang bocor. Bahkan, kasur, bantal, dan beberapa barang lain yang ada di ruangan itu juga ikut basah jika telat dipindahkan ke tempat lain.

"Sejak tiga bulan lalu, saya sudah beberapa kali memberitahukan hal ini kepada pengelola rusun. Mereka cuma mengirim petugas teknisi untuk menempeli dinding kami dengan lem. Tapi nyatanya sampai kini masih bocor juga," ungkap Denli.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement