Kamis 20 Oct 2016 17:10 WIB

'Kami Bukan Teroris, Jangan Berlagak Kayak Penjajah!'

Rep: Muhyiddin/ Red: Ilham
Ratusan mahasiswa gabungan menggelar aksi demo di depan Istana Negara (ilustrasi).
Foto: ROL/Afif Rahman Kurnia
Ratusan mahasiswa gabungan menggelar aksi demo di depan Istana Negara (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah ratusan mahasiswa dari BEM se-Indonesia melakukan unjuk rasa bersama buruh, tiba-tiba ribuan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasi dari Cipayung datang ke depan Istana untuk mendemo Presiden Joko Widodo, Kamis (20/10), sekitar pukul 15.30 WIB. Ribuan massa tersebut berasal dari organisasi PMII, HMI, PMKRI, KAMMI, IMM, HIKMAHBUDHI, KMHDI, PII, HIMMAH, dan LMND.

Mereka menggelar aksi tersebut untuk mengevaluasi dua tahun Pemerintahan Jokowi-JK. Saat ribuan aksi datang, kepolisian langsung berlarian dan mengambil senjata mereka. Bahkan, tampak sekitar puluhan polisi berpakain hitam berjalan sambil berbaris dan bernyanyi.

Tindakan polisi bersenjata lengkap itu pun membuat mahasiswa terprovokasi. Namun, mahasiswa mencoba menahan diri untuk tak melakukan kekerasan. "Kami bukan teroris, kami mahasiswa, jangan berlagak kayak penjajah!" ujar salah satu orator yang berdiri di atas mobil komando.

Pantauan di lokasi, setelah kedatangan aktivis Cipayung tersebut polisi memperketat pengamanan. Kapolda Metro Jaya, Irjen M. Iriawan mengatakan, sesuai undang-undang yang berlaku, demo tersebut hanya diijinkan sampai jam 18.00 sore.

 

"Jadi nanti Isya Allah sebelum jam 18.00 WIB sudah selesai, karena sudah cukup juga waktunya untuk menyampaikan apa yang menjadi tuntutan dari pendemo," ujar Iriawan saat meninjau aksi demo hari ini.

Iriawan mengatakan, pengamanan aksi demo tersebut sudah sesuai SOP. Kata dia, pihaknya sudah mengetahui dari intelijen bahwa massa akan terus meningkat, dari 400, ke 600, hingga 1.000 massa. Karena, kata dia, estimasinya memang ada massa yang akan masuk lagi.

"Pengamanan sendiri ada 3.456 anggota kami yang bergabung dan standby, tapi ada 10 kompi yang kita siagakan. Sekarang kan jalur masih bisa pakai, kita akomodir lah keinginan dari mahasiswa ini untuk menyampaikan aspirasinya, dan sudah diterima 20 orang oleh pak Teten Masduki di Istana," kata Iriawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement