REPUBLIKA.CO.ID, MUARA TEWEH -- PT PLN siap mendirikan tower darurat di Desa Muara Inu Kecamatan Lahei Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Tower darurat ini untuk menggantikan sementara tower transmisi 150 kilo volt Bangkanai nomor 87 yang roboh.
Sebelumnya, pada Sabtu (15/10), PLN memadamkan listrik delapan jam secara bergiliran karena tower listrik saluran udara tegangan tinggi transmisi 150 kilovolt line Bangkanai, Kecamatan Lahei-Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah roboh.
"Saat ini dua set peralatan tower emergency yang di kirim dari Gardu Induk Mantuil, Banjarmasin, Kalimantan Selatan sudah tiba di Muara Teweh pada Sabtu (15/10) malam," kata Humas PLN Wilayah Kalsel-Kalteng, Bayu Aswenda, Ahad (1610).
Peralatan tower darurat saat ini sudah dievakuasi petugas pada Ahad (16/10) pagi ke lokasi robohnya tower Nomor 87. Untuk mempercepat pemulihan peralatan transmisi, sebanyak 20 orang petugas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) juga telah tiba dilokasi.
Disamping itu sekitar 100 pekerja PLN dari Kantor Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Area Penyalur dan Pengatur Beban (AP2B) dan Unit Induk Pembangunan (UIP) Kalimantan Bagian Tengah telah diturunkan untuk mempercepat proses penyelesaian tower darurat.
"Kita harapkan pemasangan tower darurat itu sesegar mungkin didirikan setelah berada di lokasi," katanya.
Sebagai tindakan prefentif, saat ini sedang dilakukan pengecekan tower transmisi lainnya di antara tower nomor 87, untuk memastikan apakah musibah robohnya tower tersebut berdampak terhadap kondisi tower lainnya. Tower tersebut roboh akibat hantaman pohon besar yang tumbang menimpa kabel konduktor antara tower transmisi Nomor 87 dan 88 pada Jumat (14/10) sore sekitar pukul 16.30 Wib di kilometer 20 antara Desa Luwe Hulu Kecamatan Lahei Barat - Bangkanai Desa Karendan Kecamatan Lahei.
Menurut Bayu, akibat robohnya tower tersebut pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) Bangkanai yang mengalirkan listrik untuk Kota Muara Teweh dan Buntok Kabupaten Barito Selatan terhenti total. PLN melalukan upaya untuk mengatasi gangguan pasokan listrik tersebut dengan mengoperasikan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) Muara Teweh kapasitas sekitar 6 megawatt (MW) dan PLTD Buntok sekitar 9 MW.
"Bahkan akibat defisit daya di PLTD Muara Teweh sebesar 4,5 MW sehingga terpaksa dilakukan pemadaman bergilir dengan waktu delapan jam nyala dan 8 jam padam yang dijadwalkan hingga 25 OKtober 2016," kata dia.
PLTMG Bangkanai sebelumnya sudah mulai beroperasi dengan ditandai syukuran yang dilakukan Bupati Barito Utara Nadalsyah yang dihadiri Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan Joko Raharjo yang dilakukan pada Rabu (12/10) di Gardu Induk Muara Teweh di ruas Jalan Muara Teweh-Puruk Cahu Kilometer 14 wilayah Desa Mukut Kecamatan Lahei.
PLTMG Bangkanai dengan daya 155 megawatt (MW) itu akan interkoneksi listrik di wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan saat ini sudah menerangi kota Muara Teweh dan Buntok Kabupaten Barito Selatan dan rencananya akan diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada November 2016.