Ahad 16 Oct 2016 07:13 WIB

Isu SARA Dinilai Patut Ditinggalkan

Rep: Qommarria Rostantiribu/ Red: Teguh Firmansyah
Pancasila
Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Satuan Pelajar Siswa dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) Yedidiah Soerjosoemarno ikut menanggapi soal isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) yang belakangan terjadi.

Menurut dia, isu-isu negatif terkait SARA sudah selayaknya ditinggalkan karena dapat menimbulkan perpecahan antaranak bangsa. "Saya mewanti-wanti pada teman-teman pengurus supaya jangan terpancing isu SARA segala macam, tapi bagaimana kita mensukseskan pilkada," kata Yedidiah, kemarin.

Dia menyebut kehadiran Pancasila seharusnya semua sudah jelas dan tidak ada lagi persoalan perbedaan, apalagi isu SARA. "Saya rasa semua orang jiwa Pancasila-nya ada, sudah ada. Kita lihat aja di kampung, damai-damai aja (meski ada perbedaan)," kata dia.

Yedidiah pun berpesan agar seluruh elemen masyarakat menjaga Pancasila karena merupakan perekat kebersamaan dan kebangsaan. Tak hanya Pancasila, masyarakat juga hendaknya menjaga jiwa kebersamaan dan tepo seliro seperti dulu kala. Agama dan kebersamaan perlu diperkuat.

"Agama nggak ada yang ngajarin jelek, nggak ada yang ngajarin kekerasan. Jangan agama dijadikan landasan untuk lakukan kekerasan," ujar Yedidiah. Menurut dia, memperjuangkan agama sangat bagus, namun jangan sampai membuat perpecahan, mengganggu ketertiban, dan jangan sampai mengganggu keutuhan bangsa.

Baca juga,  Ribuan Demonstran Mulai Bergerak Tuntut Ahok Diproses Hukum.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement