Sabtu 15 Oct 2016 22:20 WIB

Penyelenggara Bantah Nuansa Politis di "Cahaya Tanah Gusuran"

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Hazliansyah
 Seorang memempelkan poster acara kegiatan peduli sosial bertajuk Cahaya Tanah Gusuran di Lokasi Gusuran Bukit Duri, Jakarta, Sabtu (15/10).
Foto: Republika/Prayogi
Seorang memempelkan poster acara kegiatan peduli sosial bertajuk Cahaya Tanah Gusuran di Lokasi Gusuran Bukit Duri, Jakarta, Sabtu (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Gerakan Masyarakat untuk Demokrasi (Gema Demokrasi) Dhyta Caturani mengatakan penyelenggaraan acara Cahaya Tanah Gusuran di lokasi penggusuran Bukit Duri, Jakarta Selatan, Sabtu (15/10), murni karena alasan kemanusiaan dan bukan politik.

"Alasan kemanusiaan murni, tidak ada alasan politik menjelang Pilkada. Ini murni untuk kepedulian warga," tutur dia, Sabtu (15/10).

Acara tersebut, lanjut Dhyta, tidak hanya ditujukan untuk korban penggusuran di Jakarta, tapi juga di seluruh daerah di Indonesia. Acara itu pun dihadiri korban penggusuran asal Bandung.

"Ada juga nanti korban penggusuran dari Bandung yang datang dengan niat sendiri. Buat kami, ini bukan hanya untuk jakarta, ini nasional. Kebetulan yang sepakat datang adalah Bandung," kata dia.

Sejumlah komunitas, seperti Gema Demokrasi dan Sanggar Ciliwung Merdeka bekerja sama dengan Jaya Suprana School of Performing Art dan Jaringan Relawan Kemanusiaan (JRK) menggelar acara yang bertemakan "Nyalakan Cahaya Tanah Gusuran" untuk memberikan dukungan kepada korban penggusuran di Jakarta. Acara digelar di RT 6 RW 12 yang menjadi salah satu tempat yang digusur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement