REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah II Sumatera mengupayakan untuk menutup kanal di Cagar Biosfer Giam-Siak Kecil. Jalur ini digunakan para perambah untuk mengangkut kayu hasil pembalakan liar.
"Dari operasi terpadu yang kita lakukan beberapa waktu lalu ditemukan kanal-kanal. Itu yang sedang kita upayakan untuk ditutup," kata Kepala Seksi Wilayah II Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum (BPPH) Lingkungan Hidup dan Kehutanan Eduwar Hutapea.
KLHK Temukan Lima Titik Pembalakan Liar Cagar Biosfer
Ia mengatakan kanal itu menghubungkan antara lokasi pembalakan liar di Hutan Cagar Biosfer menuju Desa Bukit Kerikil Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis. Kanal itu merupakan salah satu temuan mencengangkan BPPH KemenLHK Wilayah II Sumatera bersama TNI, Polda Riau dan BKSDA yang menggelar operasi terpadu akhir pekan lalu.
Kanal tersebut diperkirakan sepanjang 18 kilometer dan melewati sejumlah pos pengamanan. Di sekitar kanal, hutan Cagar Biosfer sebagian rusak dan disulap menjadi perkebunan. Kanal sepanjang itu disebut sebagai kanal primer yang terhubung dengan kanal-kanal kecil yang disebut sebagai kanal sekunder. Menurut Eduwar, kanal itu dimanfaatkan oleh para perambah untuk membawa kayu-kayu hasil pembalakan liar menuju ke luar hutan.
Selain kanal, juga ditemukan rel-rel yang digunakan untuk mengangkut kayu dari titik-titik pembalakan liar ke tempat pengumpulan. Ia mengatakan seluruh temuan itu telah disampaikan ke Dirjen Penegakan Hukum KLHK untuk ditindak lanjuti.
"Sudah lapor ke Pak Dirjen. Ini harus kita tuntaskan. Jangan sampai ada lagi selanjutnya. Salah satu upaya yang kita pertimbangkan adalah menutup kanal itu bersama tim gabungan," ujarnya.
Sementara itu, operasi terpadu yang dilakukan tim gabungan beberapa waktu lalu itu tidak ditemukan adanya aktivitas pembalakan liar. Sejumlah saksi mengatakan lokasi tersebut telah ditinggalkan para perambah beberapa hari sebelum operasi. Hanya saja, tim masih menemukan sekitar 150 kubik kayu hasil pembalakan liar yang belum diangkut, puluhan jerigen minyak dan alat-alat mesin pemotong kayu.
Ia mengatakan para perambah hutan di sana sudah sangat terorganisir. Kapolda Riau Brigjen Zulkarnain mengatakan telah mengantongi nama-nama para perambah dan cukong dibalik pembalakan liar itu namun Polisi masih terus melakukan pengembangan untuk mengungkap para pelaku.