REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika (AMK BSI) kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) perpajakan yang kompeten. Kali ini, AMK BSI menggelar seminar profesionalisme manajemen perpajakan di Aula kampus BSI Salemba, Jalan Salemba Tengah No. 22, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2016).
Kegiatan yang bertemakan “Menyiapkan SDM Perpajakan Yang Kompeten” itu diikuti sebanyak 150 peserta. Mereka adalah mahasiswa AMK BSI program studi Manajemen Perpajakan semester satu. Seminar mengundang praktisi perpajakan Abdul Koni, sebagai pembicara utama.
Menurut Abdul, SDM yang berkualitas dan berkompeten itu memiliki empat ciri. Pertama, keahlian intelektual. Dalam hal ini, keahlian yang dimiliki SDM perpajakan adalah dalam melakukan analisa terhadap masalah perpajakan yang ada.
Kedua, keahlian teknikal, yakni keahlian yang dimiliki SDM perpajakan untuk mengetahui dan memahami pekerjaan yang mereka lakukan. “Ketiga, keahlian interpersonal, yaitu keahlian yang dimiliki SDM perpajakan dalam hal kerja sama serta dapat memotivasi individu lainnya,” tuturnya.
Penguasaan bahasa asing, kata Abdul, merupakan keahlian terakhir yang wajib dimiliki SDM perpajakan untuk menghadapi persaingan dengan SDM lainnya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
“Sedangkan untuk prospek karir SDM perpajakan lulusan diploma tiga, termasuk lulusan AMK BSI, terdapat empat bidang yang dapat digeluti. Yakni, asisten konsultan perpajakan, pelaksana administrasi perpajakan, pelaksana administrasi keuangan, atau menjadi pelaku usaha mandiri, khususnya pada bidang jasa konsultasi perpajakan,” papar Abdul.
Direktur AMK BSI Ida Zuniarti SE MM mengatakan, pihaknya selalu konsisten terhadap pembinaan dan pengembangan SDM, khususnya untuk menyiapkan lulusan AMK BSI yang kompeten dan berdaya saing, termasuk di sektor perpajakan. “Kegiatan ektrakulikuler, seminar/workshop serta pelatihan sebagai pendukung akademik mahasiswa rutin kami agendakan, di samping kegiatan belajar-mengajar di kelas. Dengan capaian akhir berupa sertifikasi kompetensi,” tutur Ida Zuniarti.