Rabu 12 Oct 2016 20:07 WIB

Potensi Ayam Kampung Dinilai Sangat Besar

Ilustrasi
Foto: REUTERS
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) mendorong Pemerintah agar mulai melakukan industrialisasi ternak ayam lokal. Ketua Himpuli Ade Zulkarnain mengatakan, selama ini ayam lokal atau biasa disebut ayam kampung, hanya dianggap sebagai ternak pelengkap rumah tangga di pedesaan.

Ayam kampung tak dipandang sebagai hewan ternak yang potensial untuk dikembangkan dalam skala yang lebih besar.  “Selama ini pemerintah memarginalkan potensi ayam ternak asli Indonesia, di lupakan dan terlupakan. Padahal potensinya sangat besar, bisa diekspor karena kebutuhan konsumsi di luar negeri pun sangat tinggi,” tutur Zulkarnaen saat mengisi Kuliah Umum di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta pada Rabu (12/10) siang.

Mengacu data Ditjen Peternakan terdapat 22 juta rumah tangga yang memiliki ayam kampung dengan populasi beragam 1-30 ekor. Satu juta lebih rumah tangga menjadikan ayam kampung untuk menambah pendapatan keluarga, dengan rata-rata populasi kepemilikan 30-100 ekor.

Kendati demikian kata Zulkarnaen ayam kampung hanya dijadikan komoditas ternak sampingan yang dipelihara apa adanya. Selain itu hanya dimanfaatkan untuk hari-hari besar keagamaan dan upacara adat.

“Masalahnya adalah masyarakat hanya mengenal ayam ras, boiler atau layer, peternakan sapi dan domba. Padahal Indonesia itu merupakan pusat ayam lokal terbesar dunia. Memang saat ini jenis ayam lokal mulai langka, ayam asli indonesia 80 persen hampir punah, maka dari itu kita harus kembalikan kekayaan sumber daya genetik ayam asli Indonesia,” tambahnya.

Ia mengungkapkan berdasarkan temuan International Livestock Research Institute, sebuah lembaga acuan peternakan dunia, terdapat tiga negara yang menjadi pusat ayam dunia atau memiliki ayam asli, yakni Indonesia, Cina, dan India.

Bahkan jenis ayam Kedu dan ayam Sumatera Hitam sudah lama digandrungi masyarakat di Amerika Serikat. Hingga pada 1875, American Poultry Association memberikan sertifikat standard of perfection pada ayam Kedu atau dikenal The Java Chicken. Produksi telur dan daging ayam Kedu dinilai mempunyai kualitas terbaik.

“Di restoran papan atas Amerika dan Eropa, ayam asli Indonesia termasuk daftar makanan termahal dunia, sajian ayam Cemani misalnya  itu dipatok harga sampai 2500 dolar per porsi, ayam hidup punya harga 200 dolar per ekor. Kalau di industrialisasikan bukankah jadi pemasukan besar bagi Indonesia” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement