Rabu 12 Oct 2016 08:55 WIB

Yusuf Mansur: Doakan Nusron Wahid tak Arogan dan Menghargai Ulama

Ustad Yusuf Mansur
Foto: Republika/ Darmawan
Ustad Yusuf Mansur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam salah satu acara di stasiun televisi swasta, Indonesia Lawyer Club (ILC), Kepala BNP2TKI yang juga sempat menjadi tim pemenangan pejawat Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama, Nusron Wahid membela Ahok. Hal ini terkait dengan keputusan resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan Ahok telah menghina Islam dan ulama.

"Saya dan kita semua, berdoa dan doakan pak Haji Nusron. Spy amarah. Apalagi sampe penuh amarah. Tdk arogan. Menghargai ulama, menghargai para guru, yang dari para gurunyalah Nusron bs baca Ayat Suci," kata Ustaz Yusuf Mansur dalam Instagram pribadinya, Selasa (12/10).

"Kalau bukan dari para guru dan para ulama, yang terus bersambung kepada Rasul, darimana beliau dan kita semua bisa tau baca dan paham makna ayat demi ayat?".

"Satu hal. Nusron sahabat kita. Sama2 ummat Nabi. Adalah salah kalau kita yang malah saling berperang. Adalah salah kalau kita yang malah saling menyerang. Semoga tidak perlu lagi di antara kita saling menyerang sendiri. Jangan ampe salah milih musuh".

"Jadi, saling meluruskan boleh. Saling menasihari boleh. Tapi jadi saling bertikai, meledek, merendahkan, tidak menganggap satu sama lain, maka itu yg ga boleh. Hrs krn Allah semua. Dan yang terpenting, saling doa. Jangan biarkan justru kita yang saling berantem".

"Saya pribadi, banyak2 minta didoakan. Bertambah lagi pelajaran utk saya, anak bawang ini. Untuk menghargai orang2 tua, utamanya para guru dan ulama. Tidak meninggikan suara di hadapan ulama. Apalagi disaksikan jutaan orang, yg kelak akan jadi value tersendiri. Value yg ngeri kalau jd standar anak2 muda. Oh boleh ya? melotot dan ngomelin ulama? Ngeri sekali".

"Jangan sampe saya malah menghina dan merendahkan ulama, tanpa batas. Semua ulama jadinya. Dan itu berartu, ulama terdahulu, sampe ulama akhir zaman. Sedang, satu ulama saja, "beracun dagingnya". Maksudnya gmn?".

"Jika kita ga suka, apalagi saling merendahkan, membenci, ribut, sama ulama. Kitalah yang hancur. Kualat kalo bahasa gampangnya mah. Ini pelajaran tambahan lagi buat saya setelah liat rekaman ILC. Selain jadi ladang amal utk berdoa, mendoakan dan minta didoakan".

"Terus terang, saya nangis. Yaa Allah, selamatkan ummatnya Nabi ini. Apalagi ini Bulan Suci. Yaaa Allah, tolong lah kami. Hilangkan semua penyebab kami menjadi gaduh ini," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement