Selasa 11 Oct 2016 12:12 WIB

Budaya Gotong Royong Bisa Mendunia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Budaya gotong royong membuat Indonesia dipuji bangsa lain karena keunikannya. Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengatakan pemuda sebagai agen masa depan bisa mengantarkan budaya asli negeri ini menguasai dunia.

"Saya yakin jika pemuda kita idealis, budaya Indonesia, seperti gotong royong ini bisa menguasai dunia," katanya di sela perhelatan Forum Kebudayaan Dunia (WCF) 2016 di Nusa Dua, Selasa (11/10).

Masyarakat Bandung misalnya tak pernah mengukur keikutsertaan dan kesediaan mereka bergotong royong dengan uang. Masyarakat Bandung, kata Emil selalu berkontribusi di setiap aspek dan masalah. Mereka memberi waktu luang, ruang, dan pemikiran. Masyarakat yang baik adalah masyarakat yang bisa menyelesakan problemnya sendiri.

"Jika ada sedikit masalah langsung minta ke negara atau pemerintah untuk menyelesaikannya, ya itu pertanda masyarakatnya kurang baik," kata Emil.

Budaya gotong royong di Bandung, kata Master of Urban Design lulusan University of California, Berkeley ini berbasis wilayah dan karakter. Bandung terdiri dari 151 kelurahan dengan 151 karang taruna yang bergerak di dalamnya untuk meningkatkan budaya kreatif, seperti gotong royong. Karang taruna merupakan instrumen organisasi yang digerakkan pemuda. Dalam hal ini, Emil menilai peran pemerintah cukup menyediakan regulasi dan melakukan kampanye.

Bali juga menjadi sorotan dunia karena gotong royongnya. Semua permasalahan di Bali bisa diselesakan di level adat oleh ketua adat, tanpa perlu diproses secara hukum ke pengadilan.

Director of Unesco Office Jakarta, Shahbaz Khan menambahkan Indonesia perlu melestarikan warisan budaya nonbenda (intangible cultural herritage), seperti budaya gotong royong, batik, upacara adat, dan seni tari. Ini karena tekanan terhadap warisan budaya berupa benda semakin meningkat, sehingga perlu diseimbangkan.

"Oleh sebabnya kami terus mendorong terciptanya creative city network, seperti Bandung yang sangat unggul di bidang ini," katanya dijumpai Republika terpisah.

Masyarakat, kata Khan sepatutnya memberi penghormatan khusus pada kebudayaan aslinya, sama halnya dengan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM). Pemerintah di berbagai negara juga perlu berinvestasi untuk budaya sebagai bagian dari pembangunan nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement