REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, angkat bicara terkait maraknya penggusuran yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Agus mengatakan, tidak sederhana menggusur warga dari satu tempat ke tempat lain.
Pemimpin harus memikirkan pekerjaan warga yang digusur sebelum dipindahkan. Selain itu, interaksi sosial di tempat baru juga perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin. “Oleh karena itu, saya berpendapat bisa tata kembali, karena kepadatan penduduk tidak identik dengan kekumuhan,” ujar Agus saat bersilaturrahmai ke Kantor Republika, Senin (10/10).
Alumni akademi militer Magelang, Jawa Tengah, itu meyakini penataan kota yang baik bisa dilakukan dengan kreatifitas terlebih jika didukung dengan Anggaran Pendapatan Belanjan Daerah (APBD). Penataan kota bisa dilakukan secara proporsional.
“Bisa sementara ditata, nanti kembalikan lagi, tapi bukan tidak diedukasi. Mereka harus diedukasi untuk menjaga lingkungan,” kata Agus.
Menata kota, Agus mengakui tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Namun, butuh kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat di antaranya dengan memberdayakan orang pintar yang ada sehingga bisa melakukan penataan dengan jalan bukan kekerasan.
Kendati demikian, Agus menilai menata kota Jakarta cukup dilema. Pasalnya, buruknya tata kota Jakarta sudah berlangsung lama, bukan hanya di masa Ahok-Djarot. “Saya mengapresiasi pemimpin Jakarta dari masa ke masa tugas berikutnya menyempurnakan, saya selalu menghindari cara yang menghadirkan masalah baru,” tuturnya.