REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hipmi DI Yogyakarta (DIY) mencoba membuka pola pikir mahasiswa kedokteran agar berani menjadi pengusaha dan bukan menjadi dokter pencari lowongan pekerjaan.
Ketua Bidang Pemuda, Kesehatan, dan Olahraga Hipmi DIY Dede Candra Permanda mengatakan organisasinya menargetkan mampu mencetak 10 persen dokter pengusaha hingga tahun 2019 mendatang.
"Jika diasumsikan jumlah mahasiswa kedokteran setiap angkatan mencapai sekitar 200 orang maka setiap angkatan akan menghasilkan 20 dokter pengusaha," ujar Dede.
Lantas, jika dalam satu kampus terdapat enam angkatan maka HIPMI berharap dapat mencetak sebanyak 120 dokter pengusaha setiap tahunnya.
"Itu akan menjadi "bola salju" yang terus menggelinding semakin besar sehingga dalam tiga tahun bisa mencetak puluhan kali lipat dokter pengusaha," kata Dede.
Untuk menghasilkan dokter pengusaha, Hipmi menjalankan program rutin workshop dan pelatihan kewirausahaan yang melibatkan para dokter.
Selain itu, Hipmi DIY juga akan turun tangan dengan mengadakan pembinaan intensif ke kampus-kampus melalui program "Hipmi goes to Campus" dengan fokus membentuk pola pikir mahasiswa kedokteran tentang semangat entrepreneurship.
Hipmi DIY juga akan memberikan informasi tentang sumber-sumber pembiayaan yang bisa dilibatkan untuk membantu para dokter memulai usahanya di bidang kedokteran.
"Hipmi DIY akan sepenuhnya membantu para dokter menjadi dokter pengusaha di bidang kedokteran agar Indonesia bisa mengefektifkan peran dokter di perdesaan dengan kemampuannya menciptakan lapangan kerja sekaligus menjadikan keberadaannya bagi masyarakat luas," ungkap Dede.