Kamis 29 Sep 2016 06:53 WIB

Bantu Ratusan Warga Seberangi Cimanuk

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ilham
Anak-anak sekolah menengah pertama menyeberangi Sungai Cimanuk di Kampung Cijambe yang memisahkan Kecamatan Banyuresmi dan Karangpawitan, Rabu (28/9).
Foto: Anak-anak sekolah menengah pertama menyeberangi Sungai Cimanuk di Kampung Cijambe yang memisahkan Kecamatan Banyuresmi dan Karangpawitan, Rabu (28/9).
Anak-anak sekolah menengah pertama menyeberangi Sungai Cimanuk di Kampung Cijambe yang memisahkan Kecamatan Banyuresmi dan Karangpawitan, Rabu (28/9).

Sekitar pukul 12.00 WIB, siswi kelas II SMPN 1 Banyuresmi, Triana Lestari (14) melambaikan tangannya ke relawan yang membantu menyebarangkan warga. Dia hendak menyeberang dari Kecamatan Banyuresmi ke Karangpawitan.  

"Dulu waktu ada jembatan paling 10 menit sudah sampai sekolah. Pas waktu jembatan rusak saya harus mutar jalannya," kata Triana sebelum menyeberang jembatan.

Sebelum adanya perahu karet, dia membutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk sampai di sekolah. Kini, meski dia ketakutan saat naik perahu, tapi bisa menghemat waktu. "Tadi pagi pas nyeberang naik perahu takut, airnya besar," ujarnya.

Warga Kampung Cijambe, Desa Sindanglaya, Kecamatan Karang Pawitan, Ai Sumiati (32) juga menceritakan, dia bersama warga lainnya kesulitan untuk beraktivitas. Dulu mau pergi ke pasar hanya sekali naik mobil angkutan umum. Ongkosnya hanya butuh Rp 3.000.

Sebelum ada relawan yang membantu menyeberangi sungai, Ai harus mengeluarkan uang lebih dari Rp 20 ribu untuk pergi ke pasar. "Naik ojeg Rp 15 ribu, terus harus naik angkot dua kali Rp 8.000," terangnya. 

Meski matahari tepat di atas kepala, Aceng tetap bersemangat membantu warga menyeberang. Ia mengenakan sarung tangan untuk menggenggam tali saat menarik perahu karet. Aceng berharap jembatan yang menghubungakn dua kecamatan tersebut dapat segera dibangun lagi.

"Jembatan tolong dipentingkan, karena keberadaannya sangat penting, kalau memutar, beda jarak tempuhnya sampai 1 jam," ujar Aceng kemudian menarik nafas dalam-dalam.

Relawan lainnya, Anan Sumarna (32) menceritakan, selama 15 tahun tidak pernah melihat banjir bandang yang begitu dahsyat. Entah apa penyebebnya, namun dia berharap jembatan penghubung tersebut dapat segera dibangun lagi. Tapi, dia juga khawatir terjadi banjir bandang serupa.

Karenanya, Anan berharap wilayah di hulu sungai segera diperbaiki agar tidak terjadi banjir bandang lagi. Tapi, Anan dan warga lainnya sangat ingin jembatan gantung dapat segera dibangun lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement