Rabu 28 Sep 2016 20:31 WIB

BPJS Ketenagakerjaan Jalin Kerja Sama dengan University of Cambridge

BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai upaya dalam memberikan perlindungan yang menyeluruh serta layanan yang optimal bagi pekerja dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan, salah satunya adalah dengan memperkuat sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.

Saat ini, BPJS Ketenagakerjaan memiliki sebanyak lebih dari lima ribu SDM untuk memberikan perlindungan dan pelayanan bagi seluruh pekerja di Indonesia. Jumlah sebanyak itu tidaklah cukup apabila kompetensi yang dimiliki kurang mendukung atau tidak memenuhi kriteria yang dibutuhkan.

Langkah BPJS Ketenagakerjaan untuk mendukung peningkatan kompetensi bagi SDM yang dimiliki telah dimulai bahkan jauh sebelum Institut BPJS Ketenagakerjaan didirikan, yaitu dengan memberikan pelatihan dan pendidikan internal dan mengirim SDM yang berkompeten untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan terkait pengembangan kompetensi yang dimiliki.

Untuk lebih meningkatkan kompetensi SDM-nya, berbagai peluang kerja sama dilakukan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Baru-baru ini, BPJS Ketenagakerjaan menjalin kerja sama dengan University of Cambridge, Inggris, dalam hal pelaksanaan Future Leaders Development Program (FLDP) dan program-program lainnya, seperti riset serta program pendidikan setaraf MBA ataupun kursus singkat.

Direktur Umum dan SDM BPJS Ketenagakerjaan Naufal Mahfudz dalam rilis yang diterima Republika, Rabu (28/9), mengatakan, peningkatan kompetensi SDM sangat penting untuk mendukung pencapaian kinerja organisasi.

“SDM merupakan aset penentu bagi organisasi dalam kegiatan operasional dan mencapai keberhasilan organisasi”, kata Naufal. 

Karena itu, kata dia, pada Senin (26/9) lalu BPJS Ketenagakerjaan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Deputy CEO Cambridge Judge Business School (CJBS), University of Cambridge, Dr Kishore Sengupta. MoU tersebut diharapkan akan menunjang peningkatan SDM BPJS Ketenagakerjaan.

“Kami akan mengirimkan karyawan terbaik yang kami miliki untuk menempuh pendidikan di Cambridge, Inggris, untuk menciptakan generasi pemimpin berskala global,” katanya.

Naufal melanjutkan, program FLDP dilakukan untuk  memperkuat kapasitas dan kapabilitas organisasi dan SDM dalam menghadapi perubahan dan tantangan ke depan. Selain itu, kerja sama juga ditujukan untuk mempersiapkan kader-kader BPJS Ketenagakerjaan agar ikut serta dalam kepemimpinan kelembagaan dan korporasi tingkat nasional hingga global.

Pelaksanaan FLDP juga akan didukung oleh corporate university yang diadopsi melalui Institut BPJS Ketenagakerjaan yang dapat dijadikan strategic engine dalam memberikan edukasi dan pengembangan SDM yang dimiliki. Saat ini, sudah ada enam pembidangan akademis yang dimiliki yang salah satunya adalah bidang Leadership and Human Capital Academy.

Selain kerja sama dengan University of Cambridge, BPJS Ketenagakerjaan juga telah menginisiasi kemungkinan kerja sama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) dalam bidang ilmu Sosial dan dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam bidang aktuaria untuk mengembangkan riset-riset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. “Semua kerja sama ini diharapkan mampu mendukung peningkatan kepesertaan dan peningkatan kualitas layanan BPJS Ketenagakerjaan.”

Naufal menjelaskan, kebutuhan akan SDM yang kompeten dalam bidang riset tentang Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan demografi masih belum memadai. Karena itu, kehadiran Institut BPJS Ketenagakerjaan menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak.

“Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM nantinya akan berujung pada optimalisasi kinerja BPJS Ketenagakerjaan dalam memberikan layanan dan perlindungan menyeluruh bagi seluruh pekerja di Indonesia,” kata Naufal.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement