Rabu 28 Sep 2016 12:11 WIB

Golkar: Survei Ahok Jeblok karena Muncul Lawan yang Berimbang

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Indira Rezkisari
Para pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur yang akan maju di Pilkada DKI Jakarta melakukan swafoto (selfie).
Foto: Foto istimewa
Para pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur yang akan maju di Pilkada DKI Jakarta melakukan swafoto (selfie).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Mahyudin, mengakui kalau survei terhadap calon cagub DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terus mengalami penurunan. Menurutnya, survei Ahok sempat tinggi karena masyarakat belum menemukan pilihan lain, ketika belum diputuskan siapa yang menjadi penantang pejawat tersebut.

Namun, ketika masyarakat disodorkan pilihan dengan tiga pasang calon seperti sekarang, survei Ahok yang di dalamnya ada pemilih mengambang atau tidak fanatik, punya potensi lari ke calon lain.

''Sekarang kan surveinya Ahok menurun, setelah ada tiga calon ini. Itu wajar, saya kira semua calon punya peluang untuk menang, tidak ada jaminan Ahok akan menang,'' kata Mahyudin, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (28/9).

Mahyudin mengatakan, ketiga pasangan calon yang ada memiliki kekuatan yang berimbang. Sehingga, sulit memprediksi siapa yang akan memang. Ia meyakini, dengan kondisi yang sama kuat, kemungkinan besar Pilkada DKI 2017 akan berlangsung dua putaran.

Pilkada Jakarta mengharuskan pemenang mendapatkan suara 50 persen plus satu. Kondisi yang berbeda dengan daerah lain yang hanya membutuhkan 30 persen.

''Sebelum muncul tiga calon, survei Ahok juga tidak sampai 50 persen. Maka saya yakin dua putaran, ini akan alot,'' sebut Mahyudin yang juga Wakil Ketua MPR RI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement