Selasa 27 Sep 2016 23:08 WIB

Menteri Puan: Pemuda dan Mahasiswa Bagian Penting Revolusi Mental

Menko PMK, Puan Maharani
Foto: istimewa
Menko PMK, Puan Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Revolusi Mental merupakan prasyarat penting dalam upaya mewujudkan Indonesia yang berdaulat dalam bidang politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan berlandas-kan semangat gotong royong. Revolusi Mental dimaksudkan sebagai “Gerakan Hidup Baru”, yang bertujuan menanamkan rasa percaya diri pada diri sendiri dan kemampuan sendiri, menanamkan optimisme dan daya kreatif di kalangan rakyat dalam menghadapi rintangan/kesulitan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

 
“Revolusi Mental adalah bagian dari proses untuk membentuk karakter bangsa, agar bangsa kita dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, yang berdasarkan Pancasila,” papar Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat memberikan kuliah umum di U‎niversitas Brawijaya Malang, Selasa (27/9). 
 
Kuliah umum yang disampaikan Menko PMK bertajuk “Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Revolusi Mental.”
 
Dalam acara ini, Menko PMK didampingi Kepala BKKBN, Surya Chandra Surapaty, Anggota DPR R.I. Ahmad Basarah, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf, Deputi Menko PMK Bidang Pendidikan dan Agama Prof. Dr. R. Agus Sartono beserta rombongan lainnya.
 
Sebagai pengantar kuliah umum, Menko PMK menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Unbraw yang sudah menginisiasi terwujudnya Gerakan Nasional Revolusi Mental di lingkungan perguruan tinggi, sekaligus mengapresiasi semakin majunya Universitas Brawijaya dibanding kunjungan Menko PMK beberapa waktu sebelumnya.
 
Di tengah krisis yang mendera mental-kultural bangsa berupa korupsi, SARA, individualisme, isu kesenjangan, krisis sosial lainnya seperti hilangnya karakter, dan lunturnya nilai gotong royong, maka Revolusi Mental dinilai sangat perlu untuk dihidupkan kembali sebagai suatu terobosan menjawab segala krisis karakter bangsa tadi. 
 
“Gerakan Nasional Revolusi Mental harus dimulai dari diri sendiri dan diawali dari hal-hal yang kecil dan ringan, selanjutnya berkembang ke suatu yang besar dan menjadi gerakan sosial yang luas oleh segenap rakyat," jelas Puan Maharani.
 
Dibidang pendidikan tinggi, salah satu bentuk nilai Revolusi Mental adalah penyaluran beasiswa oleh pemerintah kepada mahasiswa kurang mampu yang berprestasi. Dengan program ini, maka akses kepada pendidikan tinggi semakin merata dan mengurangi ketimpangan.
 
Pemerintah ingin wujudkan bangsa dan negara yang berdaulat dalam bidang politik, mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Ketiganya sejalan dengan yang digelorakan oleh Bung Karno sebagai Trisakti, yang mencakup 3 ranah; ranah mental-kultural, ranah material ekonomi dan ranah politik. Ketiga ranah tersebut kini perlu dilakukan perubahan yang dipercepat/revolusi untuk mencapai tujuan Revolusi Pancasila, yaitu mewujudkan perikehidupan kebangsaan dan kewargaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, berlandaskan Pancasila, imbuh Puan Maharani.
 
Menko PMK juga menyitir pidato Bung Karno yang mengatakan : “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia”. 
 
“Sebagaimana Bung Karno, saya pun yakin akan peran dan kemampuan pemuda dalam membawa bangsa ini pada perubahan kehidupan yang lebih baik. Pemuda yang akan mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian. Mahasiswa adalah bagian dari pemuda yang dimaksudkan oleh Bung Karno. Perguruan Tinggi berperan membentuk dan mengasah karakter calon pemimpin bangsa tersebut”, tegas Menko PMK.
 
Peran pemuda dan mahasiswa sangat penting dan strategis dalam menghadapi bonus demografi Indonesia. Peran nyata perguruan tinggi dalam masyarakat adalah dengan melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata. 
 
“Laksanakan Program Kuliah Kerja Nyata tematis Revolusi Mental sebagai wujud kontribusi mahasiswa untuk menjadi agen perubahan masyarakat”, tambah Menko PMK.
 
Perguruan Tinggi dapat menjalankan Revolusi Mental di antaranya dengan mewujudkan kampus yang bebas dari Korupsi, Bebas dari Narkoba, Bebas dari Radikalisme, Bebas dari Plagiarisme. Kampus yang memiliki karakter Pancasila, akan menanamkan karakter itu kepada para mahasiswa. Bila itu terwujud, Perguruan Tinggi akan melahirkan generasi penerus yang memiliki karakter yang dibutuhkan untuk membangun dan mensejahterakan bangsa.
 
Sebagai penutup kuliah umumnya, Menko PMK menyampaikan pula harapannya terhadap peran perguruan tinggi sebagai agen revolusi mental. “Jadilah agen perubahan pikiran, sikap, dan perilaku yang berorientasi pada kemajuan. Mari bersama mewujudkan Indonesia yang lebih baik, menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain," pungkas Menko PMK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement