REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Walaupun bayi kembar siam dempet dada asal Ciamis, Jawa Barat sudah berhasil dipisahkan di RS Hasan Sadikin (RSHS), Selasa (27/9), siang tadi. Namun, bayi yang diberi nama Gisya dan Gesya tersebut kondisinya masih kritis.
Menurut Direktur Utama RSHS Ayi Djembarsari, selama kondisi kritis, tim dokter yang menangani bayi kembar perempuan itu dilarang meninggalkan Kota Bandung. "Walaupun sudah terpisah, keduanya masih dalam keadan kritis, seluruh tim harus berada di Bandung apabila kemungkinan ada hal-hal kritis selama satu pekan ke depan," ujar Ayi dalam jumpa pers usai pelaksanaan operasi di RSHS, Selasa (27/9).
Menurut Ayi, proses pemisahan bagian dada hingga perut pada bayi kembar tersebut berlangsung lancar. Pascaoperasi, kedua bayi masih dirawat di ICU RSHS. RSHS juga, membatasi pengunjung yang masuk untuk mencegah infeksi pada bayi. Karena pascaoperasi kedua bayi rentan terkena infeksi.
Menurut salah satu dokter bedah anak yang menangani, Diki Drajat, saat pemisahan bagian liver memang agak sedikit riskan. Pemisahan, berjalan lancar mulai dari kulit, otot, tulang rawan di dada yang menempel. Namun, yang agak riskan adalah pemisahan liver, karena cukup tebal yang menempel.
"Tapi Alhamdulillah dengan alat yang dimiliki RSHS, bisa dipisahkan tanpa menimbulkan pendarahan," kata Diki.