Ahad 25 Sep 2016 17:01 WIB

Kesadaran KB Pria di Kota Sukabumi Mulai Naik

Rep: Riga Iman/ Red: Nur Aini
Keluarga berencana/ilustrasi
Foto: starafrica.com
Keluarga berencana/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI — Tingkat kesadaran pria untuk mengikuti program keluarga berencana di Kota Sukabumi mulai meningkat. Saat ini sudah banyak pria yang mengikuti program KB melalui metode operasi pria (MOP).

"Dari data yang ada pria yang ikut MOP mulai naik,’’ ujar Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kota Sukabumi, Lilis Astri Suryanita kepada wartawan Ahad (25/9).

Ia mengatakan akseptor pria yang mengikuti MOP hingga Juni mencapai 133 orang. Padahal kata Lilis, pada 2015 lalu secara keseluruhan akseptor pria hanya sebanyak 108 orang. Sehingga terjadi peningkatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Selain KB MOP, terang dia, para pria juga sebagian memilih KB dengan alat kondom yakni sebanyak 701 orang. Peningkatan akseptor pria ini, ungkap Lilis disebabkan program MOP ini tidak berpengaruh terhadap kesehatan. Namun selama ini ada anggapan yang salah di tengah masyarakat terkait MOP. Sehingga Pemkot akan melakukan sosialisasi mengenai permasalahan tersebutLilis menuturkan, ke depan BPMPKB optimistis jumlah pria yang mengikuti program KB akan terus meningkat. Hal ini karena, program KB MOP dinilai lebih aman dan keluhannya lebih sedikit.

Menurut Lilis, program KB MOP ini tidak dapat dilakukan pada pria yang masih ingin memiliki anak dan harus memenuhi tiga syarat. Persyaratannya yakni setiap calon peserta program KB tersebut harus sukarela dan dengan keinginan sendiri. Selain itu, setiap calon peserta program KB tersebut harus memenuhi syarat perkawinan yang sah dan harmonis serta telah dianugerahi sekurang-kurangnya dua anak yang sehat. Terakhir, anak yang kedua paling sedikit harus sudah berumur dua tahun dan umur isteri paling muda 25 tahun.

Di sisi lain data BPMPKB Kota Sukabumi menyebutkan, jumlah pasangan usia subur (PUS) di Kota Sukabumi mencapai sekitar 42.000 pasangan. Kepala Bidang KB BPMPKB Kota Sukabumi Rita Fitrianingsih menerangkan, kebanyakan PUS di Sukabumi belum menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD dan implan. Pasangan yang menggunakan MKJP baru 23,05 persen. Sementara pasangan yang menggunakan pil, suntik dan kondom mencapai sekitar 50 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement