Ahad 25 Sep 2016 16:20 WIB

Pemprov DKI akan Larang JPO Ditutupi Banyak Iklan

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nur Aini
Petugas pemadam kebakaran dan Dishub berusaha mengevakuasi jembatan penyebrangan orang (JPO) yang ambruk di Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (24/9).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Petugas pemadam kebakaran dan Dishub berusaha mengevakuasi jembatan penyebrangan orang (JPO) yang ambruk di Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sepanjang Sabtu (24/9) petang memicu jembatan penyeberangan orang (JPO) roboh. Jembatan yang digunakan sebagai papan reklame tersebut menimpa sejumlah kendaraan dan warga yang tengah berteduh di bawahnya. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan JPO seharusnya tidak ditutupi iklan.

Ahok mengatakan pihaknya akan mengubah semua bentuk JPO. Salah satu JPO yang menjadi contoh adalah JPO yang berada di Bundaran Hotel Indonesia.

"Jadi JPO tuh nggak boleh ditutupin banyak iklan. Karena kalau kena angin nggak ada lubang itunya (di reklamenya). Sekarang angin kencang, musim anginan makanya kita akan segera audit," ujar Ahok, Ahad (25/9).

Menurut Ahok, pihaknya secara bertahap akan menghapus iklan dari JPO. Jikapun iklan menggunakan JPO, maka dilarang menutupi jembatan. "Kita mau dorong ke LED. Tapi butuh waktu kan tapi. Izinnya tiga tahun, empat tahun, kan butuh waktu," katanya.

Orang nomor satu DKI Jakarta ini masih belum mengetahui pasti apa penyebab robohnya reklame JPO Pasar Minggu tersebut. "Kita nggak tahu yang jelas itu karena angin. Bisa saja karena angin, ketutup kan," ujar Ahok.

Terkait data JPO yang tidak layak atau rawan roboh, Ahok pun mengaku tidak tahu. Sebab proyek JPO ini sudah berlangsung bertahun-tahun.

"Kita nggak tahu. Bisa saja emang karena konstruksinya abal-abal apa kita nggak tahu. Nanti mesti ada pemeriksaan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement