REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Salah seorang dari dua siswi SMP yang dilaporkan diculik, T (14 tahun), mengalami tindak pelecehan seksual saat tengah dibawa pelaku Emon ke Jakarta. Saat ini, aparat kepolisian Polres Cimahi tengah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap korban dengan visum.
Kepala Satreskrim Polres Cimahi, AKP Reza Arifian mengungkapkan, berdasarkan hasil sementara, korban berinisial T asal Gununghalu Kabupaten Bandung Barat mendapat perlakuan cabul dari pelaku Emon. Sementara, korban lainnya, yaitu L masih dalam tahap pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
"Hasil keterangan korban bahwa korban sempat mendapat perlakuan cabul dari pelaku saat dibawa lari di Jakarta. Kita melakukan pemeriksaan kesehatan salah satunya dengan visum. Korban T saja yang mendapat perlakuan itu," ujarnya kepada wartawan di Polres Cimahi, Jumat (23/9).
Ia menuturkan, hingga saat ini pihaknya terus menyelidiki keberadaan pelaku. Sebab, saat ini berdasarkan informasi yang diperoleh yang bersangkutan sudah mengubah tampilan dengan memotong rambut alias botak.
Sebelumnya, Rabu (21/9), korban T kembali ke rumahnya di Kampung Rawaluyu, Desa Cilanggari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat menggunakan taksi. Berdasarkan keterangan sopir taksi yang mengantarkan korban, T naik taksi dari Hotel Citra Papan di Jatinangor Sumedang.
T diduga dititipkan oleh pelaku Emon kepada supir taksi untuk diantarkan ke rumahnya. T bersama salah satu kawannya L hilang sejak 3 September, lalu. L sendiri baru bisa ditemukan di Jakarta pada Sabtu (10/9).
Salah satu orang tua korban T, Nunung Nuriska (48), mengungkapkan dirinya sejak Januari 2016 pindah ke Subang untuk bekerja di perusahaan Garment. Dua bulan kemudian, sang suami ikut bekerja di sana. Sementara, T tinggal di Gununghalu sendiri sehingga tidak ada pengawasan selain menitipkan anaknya ke saudara suaminya.
"Pengawasan khusus enggak ada, saya hanya menitipkan neng ke saudara suami," ungkapnya.
Ia menuturkan, anaknya T dihipnotis oleh pelaku hingga akhirnya sampai bisa diajak bersama oleh Emon. Padahal, sebelumnya, T tidak memiliki keinginan untuk menerima kunjungan pelaku yang bertamu ke rumahnya. "Saat diajak ngobrol oleh pelaku dan diiming-imingi uang juga mau dijodohkan. Neng enggak bisa menolak, mungkin dicuci otaknya. Neng merasa kejanggalan tapi tidak bisa menolak," katanya.
Dirinya mengaku sosok anaknya itu pemalu, penakut dan mudah percaya sama orang. Kini, ia meminta aparat untuk menangkap pelaku dan diberikan hukuman seberat-beratnya. Sementara, anaknya akan dibawa ke Subang.