REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) mendukung sinergi antar pemangku kepentingan di bidang air minum dengan mengajak berbagai instansi terkait untuk memperluas dan mempererat kemitraan demi peningkatan akses air minum untuk warga Jakarta. Sebab, diperlukan investasi triliunan agar bisa melayani kebutuhan air warga DKI. Corporate Communications & Social Responsibilities Head Meyritha Maryanie mengatakan seiring dengan pertumbuhan ibukota, kebutuhan akan air minum juga meningkat.
Berdasarkan survei PAM Jaya bersama kedua operator, permintaan air minum di Jakarta mencapai 26.100 liter per detik, sementara yang dapat dipenuhi 17 ribu liter per detik. Sehingga, ada defisit sebesar 9.100 liter per detik. Untuk pemenuhan 95 persen area cakupan pelayanan air bersih di bagian Barat DKI Jakarta pada tahun 2020, Palyja membutuhkan tambahan sumber air baku dan jaringan pipa air bersih.
"Diperlukan investasi sebesar Rp 2,5 triliun untuk penambahan pipa distribusi sepanjang 2.500 Km dan juga 250 ribu sambungan baru," ujar dia, melalui siaran pers, Kamis (22/9).
Menyadari kebutuhan air baku yang masih tinggi, Palyja berupaya melakukan penambahan sumber air baku dari dalam Jakarta yaitu dengan pembangunan Instalasi di beberapa lokasi yaitu Kanal Banjir Barat, Taman Kota, Pesanggrahan dan Hutan Kota.
Selain itu, Palyja pun berupaya untuk membawa beberapa inovasi teknologi sebagai salah satu solusi dalam penyediaan air baku. Salah satu teknologi yang dibawa adalah teknologi Moving Bed Biofilm Reactor atau MBBR untuk mengolah air sungai Jakarta yang terpolusi. Dengan teknologi ini, air sungai yang sebelumnya tidak bisa dimanfaatkan, bisa digunakan kembali sebagai air baku untuk diolah menjadi air bersih.
Teknologi yang pertama di Asia Tenggara ini dapat menambah pasokan air sebesar 550 liter per detik di Kanal Banjir Barat untuk sekitar 150 ribu warga barat Jakarta. Selama 18 tahun beroperasi di Jakarta, Palyja telah berhasil menekan angka kebocoran air atau non-revenue water dari sekitar 60 persen pada tahun 1998 menjadi sekitar 39 persen pada akhir tahun 2015.
Saat ini Palyja melayani lebih dari 3 juta masyarakat Jakarta yang tinggal di wilayah barat sungai Ciliwung. Dengan kata lain peningkatan populasi yang terlayani mencapai 2 kali lipat sejak tahun 1998 yang melayani 1,5 juta orang. Dari peningkatan jumlah pelanggan tersebut, pertumbuhan pelanggan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sangat signifikan.
Sejak tahun 1998, kata Meyritha masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang dilayani telah meningkat lebih dari 8 kali lipat, dari 60 ribu penduduk menjadi lebih dari 500 ribu. Sementara jumlah sambungan air bersih Palyja hingga akhir tahun 2015 telah mencapai lebih dari 405 ribu. Angka tersebut juga telah meningkat lebih dari 2 kali lipat sejak tahun 1998 sekitar 200 ribu sambungan.