Kamis 22 Sep 2016 15:51 WIB

Tiga Titik Tanggul DAS Cimanuk di Indramayu Rawan Jebol

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto udara kawasan terdampak banjir bandang aliran Sungai Cimanuk di Kampung Cimacan, Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (22/9).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Foto udara kawasan terdampak banjir bandang aliran Sungai Cimanuk di Kampung Cimacan, Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Tiga titik tanggul yang terletak di daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Indramayu saat ini dalam kondisi kritis dan rawan jebol. Banjir pun mengancam pemukiman warga yang berada di sekitar ketiga tanggul tersebut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana menyebutkan, ketiga titik tanggul yang kondisinya kritis itu yakni tanggul di Blok Tambak Mas, Bangkir, tanggul di Blok Pecuk Desa Panyindangan Kidul, Kecamatan Cantigi dan tanggul di Kebulen, Kecamatan Jatibarang.

Kerawanan terjadinya banjir itu terutama saat debit air di Bendung Rentang, Kabupaten Majalengka, yang aliran airnya mengarah ke tiga lokasi tersebut, mencapai lebih dari 1.000 meter kubik. Ketinggian debit air tersebut dikhawatirkan akan membuat tanggul yang kini kondisinya kritis, tak mampu lagi menahan derasnya air sehingga akan jebol.

"Jika tidak segera diperbaiki, maka jebolnya tanggul sungai akan menjadi ancaman bagi warga," ujar Edi, Kamis (22/9).

Edi berharap, pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung segera memperbaiki ketiga tanggul yang kritis tersebut. Pasalnya, jika tanggul itu sampai jebol, maka akan langsung menerjang pemukiman warga.

Kasi Rekonstruksi BPBD Indramayu, Caya menambahkan, selain ketiga tanggul kritis yang terletak di DAS Cimanuk, ada pula sejumlah titik sungai yang tingkat sedimentasinya tinggi. Yakni Sungai Beji, Sungai Ciperawan, Sungai Cilalangan dan Sungai Cibenuang. Keempat sungai itu masuk DAS Citarum.

Tingginya tingkat sedimentasi itu akan menyebabkan daya tampung sungai tidak akan cukup untuk menerima volume air yang berlimpah. Akibatnya, air sungai akan meluap, terutama saat curah hujan tinggi.

Caya menyebutkan, jika sungai-sungai itu sampai meluap, maka akan menimbulkan banjir di daerah sekitarnya, yakni di Kecamatan Patrol, Bongas dan Kandanghaur. Namun, ancaman banjir itu lebih mengarah pada areal persawahan.

Tak hanya banjir, lanjut Caya, bencana lain yang melanda Kabupaten Indramayu adalah gelombang  pasang air laut yang menerjang daratan atau lebih dikenal dengan istilah rob. Hal itu disebabkan posisi geografis Kabupaten Indramayu yang terletak di pesisir pantura Jabar.

Adapun daerah yang rawan mengalami terjangan rob itu adalah pesisir Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat, pesisir Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu serta pesisir Desa Eretan Kulon dan Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement