REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Wali Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Tri Rismaharini menanggapi dingin keputusan DPP PDIP yang menetapkan pasangan Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat sebagai pasangan calon kepala daerah DKI Jakarta.
"Sekali lagi saya sampaikan bahwa saya tidak pernah minta jabatan. Bahkan dalam doa pun saya tidak pernah minta karena tanggungjawabnya berat," kata Risma, sapaan karib wali kota perempuan pertama Surabaya itu, di Bengkulu, Rabu (21/9).
Risma menegaskan hal itu saat ditanyai tanggapannya tentang keputusan Pengurus Pusat PDIP yang mengusung pasangan Ahok-Djarot untuk maju di Pilkada DKI Jakarta. Menurut dia, memang banyak dorongan yang datang dari berbagai pihak untuk maju sebagai calon kepala daerah DKI Jakarta.
Namun, pemimpin perempuan pertama di Kota Surabaya ini mengatakan hingga saat ini masih amanah sebagai Wali Kota Surabaya dan dirinya tidak pernah meminta jabatan. "Kalau anggota legislatif banyak, polisi banyak tapi kalau kepala daerah itu hanya satu orang, karena itu beban dan tanggung jawabnya sangat berat," ucapnya.
Risma berada di Bengkulu untuk memenuhi undangan Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) dan Pemprov Bengkulu yang menggelar rapat koordinasi dan supervisi (korsup) pencegahan korupsi.
Dalam forum yang dihadiri para kepala daerah kabupaten dan kota serta ratusan pejabat eselon II dan III lingkungan Pemprov Bengkulu itu, Risma memaparkan tentang tata kelola pemerintahan berbasis eletronik untuk menciptakan pemerintahan yang bebas dari korupsi.