REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sekeluarga yang rumahnya terendam banjir berhasil menyelamatkan diri meskipun sempat terseret arus banjir sejauh 100 meter akibat luapan Sungai Cimanuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (20/9) malam.
Korban satu keluarga itu terdiri dari suami, istri dan satu anak berusia 10 tahun warga Asrama Tarumanagara, Kampung Paris, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut.
"Suami dan anak saya terseret arus banjir kiran-kira 100 meteran, tapi syukur bisa selamat setelah nyangkut di bekas puing-puing rumah," kata Neni Kurniati saat ditemui di pengungsian Markas Korem 062 Tarumanagara Garut, Rabu.
Neni bersama suaminya Hilman (49) dan anaknya Adila siswa kelas 5 Sekolah Dasar itu merupakan satu keluarga yang sempat terjebak ditengah banjir luapan Sungai Cimanuk.
Rumahnya yang berjarak dekat dengan bibir Sungai Cimanuk itu sebelumnya tidak mengetahui akan terjadi banjir, karena selama ini daerahnya tidak pernah dilanda banjir."Baru pertama ini banjir, terjadinya cepat, saya lihat keluar ternyata sudah banjir," katanya.
Neni bersama anak dan suaminya berusaha menyelamatkan diri dengan naik ke atap rumah, tetapi genting atap rumahnya ambruk sehingga semuanya terbawa arus banjir."Karena takut dan tidak bisa kemana-mana saya naik ke atap, tapi gentingnya roboh, saya jatuh dan semua hanyut," kata Neni
Neni saat terbawa arus banjir itu berusaha untuk terus menyelamatkan diri hingga akhirnya bisa bertahan setelah menyangkut di puing-puing bangunan rumah."Saya lalu ditolong oleh warga dan diam di loteng (rumah lantai dua) sampai akhirnya surut, sementara anak dan suami saya waktu itu tidak tahu ada dimana," katanya.
Setelah banjir surut, Neni selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapatkan penanganan medis, karena tubuhnya mengalami luka-luka pada bagian tangan dan kaki akibat terseret arus banjir.
Ketika berada di Rumah Sakit Guntur Garut, Neni bertemu kembali dengan anak dan suaminya yang sama-sama mendapatkan perawatan di rumah sakit TNI tersebut.