REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencarian dan penyelamatan korban banjir bandang di Garut, Jawa Barat, masih terus dilakukan. Kepala Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Barat, Erlan Suherlan mengatakan, sekitar 1.000 jiwa diungsikan di Korem 062 Tarumanegara, Kodim 0611 Garut, dan beberapa pos pengungsian lain.
Posko darurat, dapur umum, dan posko kesehatan telah didirikan. Sebanyak 30 orang dari tim emergency response PMI juga telah berada di lokasi.
“Sebanyak 1.050 buah selimut, 1.020 buah tikar dan tarpaulin, 540 buah hygine kit, 25 buah baby kit, dan 70 buah kantong mayat telah didistribusikan oleh PMI untuk masyarakat yang terdampak di Garut dan Sumedang," ujarnya, Rabu (21/9).
PMI, kata Erlan, telah memobilisasi 20 orang dari tim emergency response untuk bergabung bersama dengan Tim SAR gabungan dalam pencarian korban. "PMI juga memobilisasi 5 unit ambulans dari PMI Sumedang, Kuningan dan Majalengka," kata dia. Tim SAR gabungan tersebut terdiri dari PMI, Basarnas, BNPB, BPBD Kabupaten Garut, BPBD Provinsi Jawa Barat, TNI, Polri, Dinas Pekerjaan Umum, Tagana dan Senkom Polri.
Berdasarkan laporan posko tanggap darurat, dilaporkan tujuh kecamatan di Garut terkena dampak, yakni Kecamatan Bayongbong, Garut Kota, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi, Karangpawitan dan Samarang, Kabupaten Garut, tergenang dengan ketinggian air mencapai 200 centimeter, sejak kemarin (20/9) pukul 22.00 WIB.
Penanganan darurat longsor di Sumedang juga masih dilakukan. Longsor terjadi di Dusun Ciherang, Ciguling, Singkup, Cimareme, Babakan Gunasari, Desa Ciherang, Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (20/9) pukul 22.00 WIB. Sebanyak empat rumah rusak berat, 300 rumah terancam longsor dan 300 jiwa diungsikan di Gelanggang Olahraga (GOR) Tajimalela.