REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga kini (21/9), Pencarian dan penyelamatan korban banjir bandang di Garut, Jawa Barat masih terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan yang terdiri dari PMI, Basarnas, BNPB, BPBD Kab. Garut, BPBD Provinsi Jawa Barat, TNI, POLRI, Dinas PU, Tagana dan Senkom Polri.
Berdasarkan laporan posko tanggap darurat dilaporkan untuk wilayah Garut, sebanyak tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Bayongbong, Garut Kota, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyu Resmi, Karangpawitan dan Samarang Kabupaten Garut tergenang dengan ketinggian air mencapai 200 cm, sejak Selasa (20/9) pukul 22.00 WIB.
"Sekitar 1.000 jiwa diungsikan di Korem 062 Tarumanegara, Kodim 0611 Garut, dan beberapa pos pengungsian lain. Posko darurat, dapur umum, dan posko kesehatan telah didirikan. Sebanyak 30 orang dari tim respons darurat PMI juga telah berada dilokasi," kata Kepala Markas PMI Provinsi Jawa Barat, Erlan Suherlan, dalam siaran pers yang Republika.co.id terima, Rabu (21/9).
Baca: Bupati Garut Sebut Kondisi Hutan Garut Baik
Penanganan darurat longsor di Sumedang juga masih dilakukan. Longsor terjadi Dusun Ciherang, Ciguling, Singkup, Cimareme, Babakan Gunasari, Desa Ciherang, Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (20/9) pukul 22.00 Wib. Sebanyak 4 rumah rusak berat, 300 rumah terancam longsor dan 300 jiwa diungsikan di GOR Tajimalela.
Erlan menambahkan, PMI juga telah memobilisasi 20 orang dari tim respons darurat PMI untuk bergabung bersama dengan Tim SAR Gabungan dalam pencarian korban. PMI juga memobilisasi lima unit ambulan dari PMI Sumedang, Kuningan dan Majalengka.
“Sebanyak 1.050 buah selimut, 1.020 buah tikar dan terpauline, 540 buah paket kebersihan, 25 buah paket bayi dan 70 buah kantong mayat, telah didistribusikan oleh PMI untuk masyarakat yang terdampak di Garut dan Sumedang,” ujarnya.