REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pascahari raya Idul Adha, elpiji tabung kemasan 3 kilogram (kg) mulai langka di beberapa daerah Lampung, Senin (19/9). Di Kabupaten Lampung Selatan elpiji dijual Rp 25 ribu per tabung 3 kg, sedangkan di Kabupaten Lampung Utara Rp 23 ribu per tabung.
Warga di Kecamatan Ketapang dan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan, terpaksa membeli elpiji tabung melon tersebut dengan harga tinggi, karena stok elpiji sudah langka. Kelangkaan elpiji tabung melon tersebut terjadi sejak sepekan terakhir.
“Sekarang cari elpiji saja susah apalagi yang murah seperti dulu. Jadi, elpiji ada harganya yang naik jadi Rp 25 ribu,” kata Yatno, warga Desa Sumberagung, Sragi.
Warga desa terpaksa mencari elpiji di luar desanya. Bahkan ada yang rela mengantre menunggu kedatangan elpiji dari luar, dengan harga beli yang mahal. Warung penjual elpiji rakyat miskin tersebut sudah dua pekan kosong, tidak mendapat kiriman dari pihak pangkalan elpiji.
Menurut Yatno, kelangkaan elpiji tabung melon belum tahu penyebabnya. Warga merasakan elpiji mulai kosong di warung-warung yang harganya Rp 18 ribu per kg. Warung hanya menyimpang tabung melon kosong yang sudah dua pekan menumpuk belum ada pasokan yang baru.
Di beberapa kecamatan Kabupaten Lampung Utara juga mengalami kelangkaan elpiji tabung melon. Warga ada yang bertahan sudah 10 hari tidak membeli gas, bahkan ada yang mencari elpiji di luar kecamatannya.Namun, harga yang dijual pedagang mencapai Rp 23 ribu per tabung.
Kelangkaan elpiji 3 kg, menurut Sekretaris Dinas Pasar dan Perdagangan Lampung Selatan, Supriyatna, lantaran ada permainan di tingkat pangkalan dan agen elpiji di wilayah Kalianda.
Pihaknya akan mengecek pangkalan dan agen yang mempermainkan harga. Kenaikan harga di tingkat pangkalan dan agen, menyebabkan pengecer ikut menaikkan harga kepada konsumen, sehingga pasokan tabung terganggu.