Senin 19 Sep 2016 09:21 WIB

Perhatian Keluarga Kunci Pencegahan Seks Pra-Nikah

Katakan tidak untuk seks bebas/ilustrasi
Foto: ant
Katakan tidak untuk seks bebas/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perhatian orang tua dan keluarga sangat diperlukan sebagai kunci untuk mencegah perilaku seks pranikah pada remaja. Pengamat kesehatan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Linda Suwarni mengatakan, keluarga memiliki peranan penting.

"Keluarga merupakan faktor utama mempengaruhi perkembangan remaja, walaupun dalam pertumbuhan dan perkembangannya juga dipengaruhi oleh teman sebaya, teman sekolah, dan masyarakat. Salah satu bentuk keterlibatan keluarga adalah dalam bentuk pengawasan," katanya, Senin (19/9).

Ia menuturkan, berdasarkan riset Kesehatan Dasar (Riskedas) di Indonesia pada 2010 menunjukkan bahwa satu persen anak laki-laki dan empat persen anak perempuan di seluruh Indonesia telah melakukan hubungan seksual sebelum usia 13 tahun, beberapa bahkan ketika berusia di bawah 10 tahun. Melihat fenomena ini, ucap dia, perlu ada upaya dalam mencegah dan mengatasi perilaku seks pranikah di kalangan remaja, salah satunya melalui intervensi berbasis keluarga dan sekolah.

Selain itu, lanjut dia, kontrol yang terkait dengan pergaulan, jam malam, dan konsekuensi yang diterima remaja jika melanggar aturan/batasan yang sudah ditetapkan orang tua. "Komunikasi orang tua dengan remaja, tidak hanya terkait seksualitas tetapi juga komunikasi tentang kegiatan sehari-hari, serta kontrol psikologis juga menjadi aspek yang perlu menjadi perhatian kedua orang tua," jelas Linda.

Meski demikian, ia juga menekankan bahwa monitoring yang efektif diterapkan pada remaja perlu memiliki keseimbangan. Monitoring yang terlalu banyak aturan berhubungan dengan bertambahnya kecenderungan perilaku berisiko remaja dengan sikap permisif dan kurangnya pengawasan justru dapat berkontribusi pada perilaku seksual berisiko remaja.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement