Jumat 16 Sep 2016 15:24 WIB

Lahan Pertanian di Bekasi Kritis

Rep: Kabul Astuti/ Red: Ani Nursalikah
Lahan pertanian di Bekasi kritis.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Lahan pertanian di Bekasi kritis.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Jumlah lahan pertanian di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat kian kritis terdesak oleh permukiman penduduk. Areal persawahan disulap menjadi kaveling rumah dan kawasan industri. Hal itu menimbulkan kecemasan bagi sejumlah kalangan.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bekasi Abdullah Karim mengatakan penyusutan lahan pertanian di Kabupaten Bekasi terbilang cepat. Setiap tahun tak kurang dari 100 hektare lahan pertanian diborong oleh para pengembang untuk dijadikan ruang hunian.

Areal lahan pertanian di Kab Bekasi tersebar kurang lebih di 16 kecamatan dari 23 kecamatan yang ada. "Luas lahan pertanian Kab Bekasi ini 52 ribu hektare. Setiap tahun menyusut seratus hektar karena sebagian sudah dimiliki oleh pengembang," kata Abdullah Karim, kepada Republika.co.id, Jumat (16/9).

Penyusutan lahan pertanian sebagian besar terjadi di wilayah bagian utara Kabupaten Bekasi, di antaranya Kec Tambun Utara dan Kec Babelan. Sekarang para pengembang juga sudah mulai merambah masuk ke Kecamatan Karangbahagia.

Menurut Abdullah, hampir semua lahan pertanian di wilayah utara Kab Bekasi sudah beralih ke tangan pengembang. Kebanyakan petani di Kab Bekasi adalah petani penggarap, bukan pemilik lahan. Yang dulunya pemilik lahan, sekarang beralih menjadi buruh tani di bekas lahannya sendiri lantaran sudah dilepas ke tangan pengembang.

Pemkab Bekasi sebenarnya sudah menetapkan zonasi atau pemetaan jalur antara kawasan permukiman dan pertanian. Jalur hijau diperuntukkan bagi persawahan, sedangkan jalur kuning bagi pemukiman. Akan tetapi, realitanya banyak kawasan yang sudah ditetapkan sebagai jalur hijau tetap nekad diborong oleh para pengembang.

Kecamatan yang ditetapkan menjadi jalur hijau di antaranya Cibarusah, Pebayuran, dan Sukatani. Adapun, wilayah jalur kuning, antara lain Kecamatan Cikarang Timur, Cikarang Barat, Cibitung, dan Tambun Selatan.

Penyusutan lahan pertanian ini menyebabkan adanya penurunan produksi hasil pertanian di Kab Bekasi. Khususnya, untuk tanaman padi. Kendati secara administrasi luas lahan pertanian Kab Bekasi mencapai 52 ribu, secara de fakto yang dimanfaatkan untuk tanam padi di bawah angka itu.

"Iya, otomatis. Yang dulunya Kab Bekasi ini dikenal lumbung padi, sekarang bergeser ke Karawang, padahal kan tidak begitu juga. Karawang kadang-kadang beli beras juga ke wilayah Bekasi," kata Abdullah.

Menurut dia, apabila produksi beras Kab Bekasi betul-betul kondusif, konsumsi beras masyarakat Bekasi sudah tercukupi. Sekarang banyak warga Kabupaten Bekasi harus membeli beras dari luar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement