Kamis 15 Sep 2016 19:39 WIB

Wakil Lampung Juara Pemuda Mandiri Perdesaan 2016

Hamdan Dewi Maisatri
Foto: kemenpora.go.id
Hamdan Dewi Maisatri

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Setelah menyelesaikan tahapan penjurian nasional selama dua hari di Hotel Mitra, Bandung, Jawa Barat, Hamdan Dewi Maisatri yang merupakan wakil Provinsi Lampung dengan bidang usaha Pondok Kopi Kawan, akhirnya ditetapkan sebagai peraih  peringkat  pertama  Pemuda Mandiri Perdesaan (PMP) tingkat nasional tahun 2016. Gadis kelahiran Bukit Tandang, Sumatera Barat, 26 Mei 1990 ini mengembangkan usaha kopi kala berbahan baku daun kopi dipadukan jahe dan aloe vera beserta cafe kawan yang ia buka di Kelurahan Hadimulyo Timur, Kota Metro Lampung.

Dengan kretivitas kewirausahaannya tersebut, dewan juri memberikan penilaian tertinggi 75.54 untuk Dewi. Ia merupakan sarjana pendidikan yang juga peserta Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan Perdesaan  (PSP3) angkatan 24.

Peringkat kedua ditempati Muhammad Ja'far Hasibuan yang merupakan utusan Provinsi Sumut dengan bidang usaha Koperasi Silau Terasi (75.38). Disusul wakil Provinsi Bali dengan bidang usaha Pengelolaan VCO Jedi Suhirman S.Pd dengan raihan pon 74.14.

Selain itu, dewan juri yang diketuai Suhardi Suryadi dari Prisma bersama empat anggotanya, yakni Dr. Itto Turyandi MAP (Universitas Pasundan), Ridwan Sigit MPD (UPI), Ir. M Rizky Ridwan MBA (Kadin Bidang Syariah) dan Dr. Yudistira M.Pd (Kemenpora) menetapkan  Kabul Ibrahim wakil Jawa Barat dengan bidang usaha pemanfaatan limbah industri tapioka nata de cassava sebagai harapan I dengan  73.88 poin dan Fresya Aprina Lumi S.Pd wakil Maluku dengan bidang usaha Budidaya Ternak Babi, Pertanian dan Pupuk Organik sebagai harapan II dengan 72.36 poin.

Ketua Tim Juri Suhardi Suryadi mentakan, ada beberapa aspek yang menjadi penilaian di antaranya  motivasi dan jati diri serta capaian. "Tidak semata-mata menyangkut berapa banyak jenis usaha yang dijalankan akan tetapi kualitas tenaga kerja yang direkrut, termasuk aspek keberlanjutan usaha,"kata Suhardi usai penjurian pada Rabu (15/9) malam.

Terpenting, lanjutnya, adalah kemandirian peserta, dalam artian tidak ada ketergantungan dengan pihak lain apalagi dispora setempat dalam menjalankan usaha. "Terakhir yang dinilai adalah aspek kelembagaan. Ada juga aspek non teknis, seperti lokasi usaha, badan usaha yang dibina, serta masyarakat setempat dimana lokasi usaha dijalankan," kata Suhardi.

Kepala Bidang Pengembangan Desa dan Daerah Khusus, Fauzia Helianti, mewakili Asdep Kepemimpinan dan Kepeloporan, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda, Kemenpora RI selaku pelaksana kegiatan menyampaikan ucapan selamat kepada peserta yang sukses meraih penghargaan sebagai Pemuda Mandiri Perdesaan Berprestasi tingkat nasional.

"Bagi yang tidak berhasil menempati peringkat lima besar jangan berkecil hati dan terus kembangkan usaha kemandirian. Sebab Anda semua yang mengikuti seleksi nasional merupakan  yang terbaik dari seluruh Indonesia. Hanya saja keterbatasan kuota untuk penghargaan tahun ini sehingga hanya urutan lima besar yang akan diikutkan pada puncak acara Hari Sumpah Penuda," beber Fauzia.

Seperti diketahui, sebanyak 15 peserta Pemilihan Pemuda Mandiri Berprestasi tingkat nasional tahun 2016 mengikuti tahapan proses seleksi untuk menentukan urutan lima besar. Ke-15 peserta yang keseluruhannya adalah purna PSP3 angkatan 24 dan 25 tersebut merupakan  utusan dari 15 provinsi di tanah air, yang sebelumnya telah menjalani tahapan seleksi cukup ketat di daerah masing-masing.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement