Rabu 14 Sep 2016 19:39 WIB

Penderita DBD di Sleman Meningkat

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Fernan Rahadi
Pasien demam berdarah dirawat di rumah sakit
Foto: Edy Yusuf/Republika
Pasien demam berdarah dirawat di rumah sakit

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sleman tahun ini jauh lebih tinggi dari tahun lalu. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten setempat, hingga awal September 2016 terdapat 616 penderita DBD dengan jumlah korban meninggal sebanyak 11 orang. Sementara pada 2015 hanya terdapat 520 kasus DBD.

Angka penderita DBD tahun ini diperkirakan bisa terus bertambah, karena musim kemarau basah yang diselingi hujan masih berlangsung. Namun demikian, Pemkab Sleman belum menetapkan kondisi ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). “Sekarang belum masuk KLB, karena kejadiannya masih bisa dikendalikan,” kata Kepala Dinkes Sleman Mafilinda Nuraini, kemarin.

Ia mengatakan, ada berbagai faktor yang memicu peningkatan kasus DBD tahun ini. Seperti gangguan cuaca berupa panas dan hujan yang tidak menentu, lingkungan padat penduduk yang kurang bersih, serta belum maksimalnya pemberantasan sarang nyamuk di pemukiman. Ia mengakui, saat ini masih ada beberapa dusun yang memiliki Angka Bebas Jentik (ABJ) di bawah standar yakni 95 persen.

Misalnya Dusun Tambakbayan, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok. Berdasarkan pantauan terakhir pada Jumat (9/9), ABJ di sana hanya 76,5 persen. Dari pemantauan pada sebanyak 333 titik, masih ada 78 rumah yang terdapat jentik nyamuk.

Pantauan ini dilakukan dengan mengecek langsung beberapa wadah penampungan air yang berpotensi menjadi tempat pembiakan nyamuk. Seperti bak mandi, dispenser, sangkar burung, ember cat, ban bekas, dan kuali yang dibuang secara sembarangan.

Bahkan tim pemantau masih menemukan genangan air dalam suatu wadah atau botol di luar rumah. Ada 19 RT yang disisir oleh tim pokjanal, termasuk penghuni kos-kosan. "Tim memeriksa  bak mandi. Mengingat kawasan ini dan Kecamatan Depok pada umumnya merupakan daerah padat penduduk dan didominasi kos-kosan mahasiswa,” kata Kepala Desa Caturtunggal, Agus Santoso.

Agus mengatakan, Pemerintah Desa Caturtunggal bersama kader Jumantik selalu mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Termasuk untuk memperhatikan genangan dari ban bekas, pot, kaleng yang bisa menampung air hujan, serta genangan got yang mampet. Karena lewat media tersebut, jentik dapat tumbuh.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement