REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Gun Gun Heriyanto menilai, keputusan PAN mengusung Rizal Ramli menimbulkan keraguan. Sebab, PAN hanya memiliki dua kursi dari syarat yang ditetapkan 22 kursi untuk bisa mendaftarkan bakal calon gubernur.
Artinya, kata dia, PAN mesti menghitung realitas politik yang ada, meski Rizal Ramli dianggap sebagai sosok yang baik dan berkualitas.
''Namun, apakah PAN mampu meyakinkan partai lain untuk mendapatkan 22 kursi?,'' ujarnya saat dihubungi, Selasa (13/9).
Menurutnya, apa yang dilakukan PAN ini hanya sebatas test the water. Karena, ketika partai berlambang matahari terbit itu memunculkan nama Yoyok, ternyata gagal menyedot perhatian publik.
Gun Gun menyebut, saat ini Pilkada memasuki fase yang menentukan, dimana pendaftaran bakal calon ditutup 21 September. Oleh karena itu, ia menyatakan ini waktunya PAN untuk mengkonsolidasikan partai-partai lain.
Apalagi, ia menilai posisi PAN saat ini serba susah karena hanya memiliki dua kursi. Akibatnya, mereka tidak bisa terlalu offensif. Sehingga, hal ini menjadi tantangan bagi Zulkifli Hasan sebagai ketua umum untuk mengumpulkan kekuatan.
Belum lagi, PKS telah mengambil start dengan mengusung Mardani Ali Sera sebagai Cawagub, untuk mendampingi Sandiaga Uno. PAN diharapkan mampu menggalang kekuatan dari partai yang belum menentukan sikap seperti PPP, PKB dan Demokrat.
''Kalau itu bisa, peluangnya makin besar,'' katanya.
Namun, untuk merayu partai yang disebut-sebut sebagai poros baru, Rizal Ramli diprediksi akan head to head dengan Yusril Ihza Mahendra.