REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekjen DPP PKB, Abdul Kadir Karding, memastikan bila partainya tidak mendukung Basuki Thajaja Purnama (Ahok) dalam Pilkada Gubernur DKI 2017. Ini karena, secara substansial prestasi Ahok di dalam memimpin Jakarta tidak cemerlang. Selain itu juga karena ada persoalan dalam gaya kepemimpinannya.
"Jadi tidak ada soal SARA dalam kasus ini. Kami tidak memilih Ahok bukan dari sisi itu, sebab kami sudah lama melampauinya. Dengan APBD yang begitu besar, seharusnya Ahok bisa jauh lebih baik memimpin DKI. Tapi hasilnya ternyata tak seperti itu,’’ kata Abdul Kadir Karding dalam acara penyembelihan hewan kurban di Kantor DPP PKB Jakarta, (13/9). PKB menyembelih 17 ekor sapi dan 48 ekor kambing, dan dibagikan kepada masyarakat miskin yang ada di seputaran Jakarta.
Persoalan lain, merebaknya kasus penggusuran yang terus bermasalah dan penyerapan APBD yang rendah juga menjadi soal prinsip di dalam menentukan pilihan. Data menunjukkan, selama Ahok memimpin DKI Jakarta, telah terjadi 143 kasus penggusuran.
"Pertimbangan kami juga dalam soal budaya timur yang mengajarkan bahwa memimpin pakai etika, adab, dan sopan santun. Sosok pemimpin itu merupakan contoh bagi publik, terutama anak-anak. Menurut mabda siyasi, memimpin itu dilakukan dengan cara yang baik dan mulia. Tidak bisa sembarang serta memberlakukan kekuasaan seperti kepunyaannya sendiri. Pemimpin adalah panutan,’’ ujarnya.
Menurut Karding, serapan APBD DKI Jakarta pada semester pertama 2016 cuma 33,06 persen dari total Rp 67,1 triliun, atau hanya sebesar Rp 19,8 triliun. Bahkan, pada bulan April sebelumnya penyerapan APBD DKI Jakarta baru mencapai 13,86 persen.
“Dalam waktu dekat kami akan silaturahim ke berbagai tokoh yang ada di Jakarta untuk menjelaskan pilihan sikap ini. Misalnya, kami akan menemui para habaib dan tokoh-tokoh Betawi, Tokoh masyarakat lain yang ada di Jakarta juga akan kami temui untuk menjelaskan sikap partai kami tersebut,’’ tegasnya.