REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Hari pertama Idul Adha dimeriahkan oleh aktivitas penyembelihan hewan kurban. Namun demikian, ratusan hewan kurban di Kabupaten Sleman ditemukan terkena cacing hati. Kondisi ini diketahui usai pemotongan hewan oleh masyarakat.
Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kehutan (DPPK) Sleman, Widi Sutikno menyampaikan, pada hari pertama ada 254 hewan kurban yang terkena cacing hati. "Hari pertama ada 3.674 sapi yang dipotong, domba 5.275, dan kambing 1.485 ekor. Sapi yang kena cacing hati 237 atau 6,45 persen, domba 12 atau 0.23 persen, kambing lima ekor atau 0,34 persen," katanya, Senin (12/9).
Menurut Widi angka tersebut terkumpul dari 1.112 titik lokasi pemantauan yang tersebar di Kabupaten Sleman. Namun begitu, menurutnya jumlah tersebut masih akan terus bertambah. Pasalnya data yang masuk hari ini baru sebagian, karena penyelenggaraan kurban sendiri akan berlangsung selama tiga hari, yaitu tanggal 12 sampai 14 September.
Meski demikian, ia menyampaikan, angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan tahun lalu. Pada 2015, dia menyebutkan terdapat 1.974 lokasi penyembelihan selama dua hari Idul Adha. Jumlah sapi yang dipotong sebanyak 6.335 ekor, domba 6.371 ekor, dan kambing 2.267 ekor.
Adapun temuan cacing hati tahun lalu pada sapi sebanyak 504 kasus atau 7,96 persen, cacing hati domba 20 kasus atau 0,31 persen, cacing hati kambing tujuh kasus atau 0,31 persen. Namun Widi menyampaikan agar masyarakat tetap tenang. "Tidak perlu khawatir dengan temuan cacing hati," katanya.
Kepala Bidang Peternakan DPPK Sleman, Suwandi Aziz menyampaikan, walau ditemukan cacing hati, daging hewan kurban tetap dapat dikonsumsi. Ia bahkan menjamin keamanan daging untuk dimakan oleh masyarakat setempat. Maka itu warga Sleman tidak perlu resah.
"Cacing hati di hewan tidak berbahaya bagi manusia. Jadi cukup buang saja hati hewan kurbannya. Daging bagian yang lain tetap bisa dikonsumsi," ujar Aziz. Ia memang menyayangkan temuan cacing hati yang mencapai ratusan ekor pada hewan kurban tahun ini.
Namun demikian, keberadaan parasit tersebut memang sulit dianalisis pada hewan hidup, dan hanya bisa diketahui dengan menyayat bagian hati. Hewan bisa terkena cacing hati karena mereka memakan rumput yang ditempeli telur-telur cacing.