Jumat 09 Sep 2016 07:49 WIB

Bencana di Sukabumi Rusak Sejumlah Rumah dan Sekolah

Rep: Riga Iman/ Red: Angga Indrawan
Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi
Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sejumlah bencana alam menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi dalam beberapa hari terakhir. Peristiwa tersebut terjadi setelah daerah tersebut diguyur hujan deras.Salah satunya terjadi di Kampung Cibaregbeg RT 01 RW 01, Desa Caringin, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Di kampung tersebut terjadi bencana longsor yang menyebabkan satu unit rumah dan bangunan majelis taklim rusak.

"Tebing di belakang rumah ambruk dan menimpa yang ada di bawah," ujar salah seorang warga Hasbullah (55 tahun) yang rumahnya rusak diterjang longsor.

Beruntung pada saat kejadian dia tengah shalat malam dan akhirnya berhasil menyelematkan diri. Kejadian tersebut berlangsung pada Kamis (8/9) dini hari sekitar pukul 01.30 WIB. Ia menerangkan peristiwa tersebut bermula ketika terdengar suara gemuruh di belakang rumah. Setelah mendengar suara tersebut ia langsung membangunkan anak dan istrinya untuk segera keluar rumah.Diterangkan Hasbullah, pada saat menyelematkan diri belum sempat membawa sejumlah barang berharga. Kini, ia bersama keluarganya mengungsi di rumah tetangga terdekat.

Kasie Pemerintahan Desa Caringin, Suparman, petugas dan warga sekitar berupaya membersihkan material lumpur yang menerjang permukiman warga dan majelis taklim. Bencana tersebut telah dilaporkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).Bencana juga terjadi menerjang bangunan sekolah di Kampung Cianaga RT 01 RW 03, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan. Dampaknya, satu lokal kelas MTs Halimun yang merupakan sekolah satu atap SDN Cianaga ambruk.Kepala Sekolah MTs Halimun, Sidik Setia Permana mengatakan, bencana tersebut terjadi sekitar pukul 01.30 WIB.

"Atap ruang kelas dan genteng ambruk karena diterjang hujan deras," ujar dia. Saat ini kata Sidi, para siswa terpaksa mengikuti kegiatan belajar dengan kondisi darurat. Di mana,  satu kelas yang biasanya diisi dengan 40 siswa kini ditambah 40 siswa sehingga menjadi 80 orang sekelas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement