Kamis 08 Sep 2016 20:17 WIB

Makelar Tanah Hambat Pariwisata Lombok Barat

Rep: Lintar Satria / Red: Budi Raharjo
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid (kanan) memberikan pemaparan kepada Redaksi Harian REPUBLIKA saat berkunjung ke Kantor REPUBLIKA, Jakarta, Kamis (8/9). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid (kanan) memberikan pemaparan kepada Redaksi Harian REPUBLIKA saat berkunjung ke Kantor REPUBLIKA, Jakarta, Kamis (8/9). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi pariwisata Lombok Barat seringkali terhambat karena investasi yang mandeg. Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid, melihat pembangunan hotel-hotel yang terhenti disebabkan keterlibatan calo atau broker tanah. 

Padahal luas lahan yang bisa digunakan oleh investor di Lombok Barat masih sangat luas. "Saya curiga itu bukan investor tapi brooker mereka tawari mahal," kata Fauzan saat berkunjung ke Kantor Redaksi Republika, Kamis (8/9). 

Ia mengatakan investasi masih sangat terbuka. Bahkan di Senggigi yang telah dikenal dunia sebagai pusat pariwisata masih banyak tanah kosong. Seringkali para pemilik tanah dan Hak Guna Bangunan tidak menepati janji untuk membangun. 

Fauzan bercerita ketika para pemilik tanah dan HGB tersebut ditegur mereka membuat pagar ditanah yang mereka miliki. Hanya untuk menunjukan tanah tersebut akan segera dibangun. Tapi proses pembangunan tidak kunjung dilakukan. 

"Kami sudah bertemu dengan kepala BPN dan Kehutanan, karena yang berhak menegur investor itu BPN bukan Pemda. Dalam rapat kami minta BPN tegas dan dia sanggup, panggil investor yang mandeg beri peringat kalau tetap tidak mau kami cabut izinnya, yang mencabut izin itu Pemda," katanya. 

Fauzan mengatakan potensi investasi tidak hanya dari pariwisata pantai saja. Tapi juga investasi kuliner, jasa dan lainnya. Fauzan mengatakan komitmen terhadap pariwisata efeknya sangat menguntungkan untuk masyarakat. 

Fauzan menuturkan ada dua hal yang menjadi fondasi pariwisata Lombok Barat. Pertama Ecotourism, yakni mengembangkan industri pariwisata tanpa harus merusak lingkungan. Lalu yang kedua mengajak partisipasi masyarakat lokal dalam industri ini. "Bagaimana masyarakat diikut serta dalam pengembang pariwisata," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement