REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Penyalahguna narkoba asal Sumatra Utara mendominasi empat pusat rehabilitasi terbesar yang ada di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Kepala BNN Provinsi Sumut Brigjen Andi Loedianto.
Andi mengatakan, empat pusat rehabilitasi itu, yakni Lido (Bogor), Batam, Baddoka (Makassar), dan Tana Merah (Samarinda).
"Sebanyak 75 persen yang menjalani rehabilitasi di empat daerah itu orang Sumut," kata Andi di Medan, Kamis (8/9).
Andi menjelaskan, tingginya persentase pecandu yang menjalani rehabilitasi ini disebabkan karena kesadaran masyarakat mulai meningkat akan pentingnya rehabilitasi. Masyarakat Sumut, kata dia, mulai sadar bahwa para pecandu harus direhabilitasi.
"Itu karena cara berpikirnya sudah berubah. Yang selama ini diumpetin, sudah mulai dimunculkan," ujar dia.
Menurut Andi, untuk meningkatkan layanan dalam rehabilitasi pecandu narkoba, BNNP Sumut telah mulai membangun pusat rehabilitasi di Lubuk Pakam. Meski memiliki kapasitas yang jauh lebih kecil dibanding angka penyalahguna narkoba, namun pihaknya berharap, ini dapat memicu pemerintah daerah untuk ikut dalam upaya menyembuhkan para pecandu.
"Saat ini, kapasitasnya masih 100 orang. Ke depan, kami terus menggalang kerja sama dengan pemerintah daerah untuk sama-sama mengembangkannya karena warga yang direhabilitasi di sana adalah warga Sumut," kata Andi.