REPUBLIKA.CO.ID, DELI SERDANG -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius enggan mengomentari sosok calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.
Suhardi hanya menyebut jika kedua lembaga negara ini telah berkoordinasi dengan baik. Menurut Suhardi, selama ini, BIN selalu rutin memberikan informasi terkait gerakan radikalisme. "Kita berkoordinasi dengan baik dalam memberi masukan untuk mendeteksi masalah radikalisme," kata Suhardi di Deli Serdang, Rabu (7/9).
Suhardi mengatakan, kedua lembaga harus mempertahankan koordinasi yang telah terjalin baik selama ini. Sebagai lembaga deteksi, BIN sangat dibutuhkan negara, bukan hanya untuk terorisme namun semua hal.
"Sekarang banyak informasi intelijen dari BIN yang dimasukan ke BNPT untuk mendeteksi termasuk dari Suriah sana. Mesti kita antisipasi," ujar Suhardi.
Terkait informasi mengenai Suriah ini, Suhardi menyebut, ada sekitar 500 hingga 600 warga negara Indonesia yang berada di Suriah. "Keluarga besar kita di sana inilah yang harus dimurnikan lagi. Mereka dibohongi, dijanjikan kerja di sana. Ternyata banyak ditelantarkan di sana," kata mantan Kabareskrim Polri ini.
Saat ditanya mengenai sosok Budi Gunawan yang akan menjabat Kepala BIN, Suhardi enggan menyebutkan dengan jelas. Dia pun kembali menjelaskan peranan lembaga intelijen itu.
"Begini, BIN kan dibutuhkan negara kita bukan hanya teorisme tapi deteksi semua. Jelas (berkoordinasi), kerja sama jelas. Itu kan badan untuk negara," kata Suhardi.