Selasa 06 Sep 2016 13:09 WIB

LIPI Kukuhkan Profesor Riset Balitbang KLHK

LIPI
LIPI

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengukuhkan dua profesor riset Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Kehutanan. Dua profesor riset Badan Litbang dan Inovasi tersebut yakni Erdy Santoso dan Budi Leksono. Dalam pengukuhannya, Erdy Santoso menyampaikan pidato tentang 'Pengembangan Teknik Budidaya dan Peningkatan Kualitas Gaharu Berbasis Mikoriza dan Fusarium'.

Ia menyampaikan teknik budidaya tanaman inang menggunakan mikoriza telah berhasil mengubah lahan kritis menjadi lahan yang produktif. "Pengembangan teknologi inokulasi berhasil meningkatkan produksi gaharu," katanya.

Ia mengatakan penanaman gaharu di 20 provinsi meningkat dengan jumlah tanaman sekitar 3,25 juta pohon dan masyarakat di beberapa daerah sudah memanen hasil gaharu hasil inokulan dari Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi. Menurut dia, jenis-jenis Aquilaria dan Gyrinops merupakan pohon inang gaharu potensial banyak tersebar di Indonesa. Penggunaan fungsi mikoriza Entherospora dan Glomus sp. meningkatkan tinggi dan diameter pohon inang gaharu.

"Teknologi produksi gaharu adalah teknolgi tepat guna karena semua bagian pohon inang gaharu dapat dimanfaatkan," katanya.

Ia menambahkan pemanfaatan gaharu dapat untuk membuat teh gaharu, kayu menghasilkan gaharu dan minyak. "Keberhasilan pengembangan gaharu akan mempertahankan Indonesia sebagai penghasil dan pengekspor produk gaharu terbesar di dunia, dan mampu menyerap tenaga kerja," katanya.

Pidato pengukuhan berikutnya disampaikan Dr Ir Budi Leksono MP dengan judul "Seleksi Berulang Pada Spesies Tanaman Hutan Tropis Untuk Kemandirian Benih Unggul". Ia mengatakan seleksi berulang dengan menggunakan kebun benih semai hasil konversi uji keturunan berhasil memproduksi benih unggul yang telah terbukti menghasilkan perolehan genetik tinggi.

Menurut dia, strategi pemuliaan dengan metode seleksi berulang yang diaplikasikan pada spesies tanaman hutan tropis, selain mempunyai mutu genetik tinggi yang mudah, cepat dan relatif murah dalam pengadaan bibit unggul untuk memenuhi kebutuhan pembangunan hutan tanaman di Indonesia. "Kemandirian benih unggul untuk pembanngunan hutan tanaman terwujud dengan mensinergikan seluruh potensi dan fasilitas yang dimiliki pemerintah maupun swasta pada sektor kehutanan secara optimal untuk membangun sistem pembenihan tanaman hutan secara nasional," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement