Jumat 02 Sep 2016 21:08 WIB

Cerita Ilyaskarim Sampai di Rawajati

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
Alat berat membongkar permukiman warga di Rawajati, Jakarta, Kamis (1/9).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Alat berat membongkar permukiman warga di Rawajati, Jakarta, Kamis (1/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Veteran perang Letkol (Purn) Ilyaskarim menceritakan bagaimana ia bisa sampai tinggal di Rawajati. Ia mengatakan pada masa pemerintahan mantan presiden Suharto ia tinggal di Lapangan Benteng, Jakarta Pusat. Ia menceritakan waktu itu ada 55 kolonel yang diminta masuk Partai Golkar. Namun para kolonelnya tersebut menolaknya.

“Gak mau mana bisa tentara masuk Golkar, terus digusur, ada yang ke Medan, Padang, Jawa, saya ke sini, tengok ini kosong," katanya, Jumat (2/9). Ia tinggal di Rawajati sejak tahun 1982. Sejak saat itu ia bersama istrinya tinggal di rumah yang berukuran 10×7 meter sampai Kamis (1/9) rumahnya digusur karena dianggap sebagai jalur hijau oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Ilyas mengatakan, pada masa penjajahan Belanda ia tergabung dengan satuan Siliwangi. Pada 1946 ia mendirikan Siliwangi di Bandung bersama Jendral AH Nasution. Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, tentara yang pertama itu Siliwangi.  "Saya dulu BKR, di sini kamilah yang mendirikan Siliwangi. Nasution dari Medan, saya dari Padang. Itulah pendirinya sampai sekarang," kata kakek dari 30 orang cucu ini. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement