Jumat 02 Sep 2016 19:14 WIB

Ini Cerita SZ Bisa Terjebak Menjadi Pemandu Karaoke

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Teguh Firmansyah
Tempat karaoke (ilustrasi)
Foto: karaokemachinesdetail-online.info
Tempat karaoke (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ayah dari SZ (15), Mundari, tak pernah menyangka anaknya dibawa kabur oleh orang tak dikenal dan dipaksa menjadi pemandu karaoke di sebuah kafe di Pasaman, Sumatra Barat. 

Mundari mengakui SZ belakangan memang sering keluar bermain bersama teman-temannya. Hal itu bukannya tanpa alasan. "Dia memang lagi ada masalah. Baru lulus SMP, mau nerusin sekolah lagi tapi saya enggak ada biaya. Dari situ dia suka uring-uringan," ujar warga Keluraran Duren Sawit itu kepada Republika.co.id, Jumat (2/9).

Pada Rabu (24/8), SZ pergi bermain seperti biasa dengan D (12) yang juga menjadi korban. Namun hingga keesokan harinya, SZ tidak pulang, bahkan sampai empat hari setelahnya.

"Kata temannya yang lain, dia naik taksi tapi enggak tahu kemana. Saya tahu dari kakeknya D, mereka ternyata dibawa ke Padang," kata pria yang setiap harinya bekerja serabutan ini. SZ dan D memang kawan akrab. Rumah mereka pun berdekatan, hanya berbeda RT.

Kakek dari D (12), Abidin, mengaku cucunya pada Rabu (24/8) meminta izin bermain dengan SZ. Namun tidak juga pulang hingga keesokan harinya. Salah satu teman D dan SZ, yakni Virna melapor pada Abidin bahwa mereka berdua pergi naik taksi ke Kelapa Dua, Depok. Merasa khawatir, mereka langsung melapor ke Polsek Pancoran.

Abidin mengatakan cucunya yang masih duduk di kelas II SMP itu dipaksa menjadi pemandu karaoke oleh Butet. Selain itu, D dan teman-temannya juga bertugas menyuci, mengepel, dan memasak. "Dia juga sempat digebuk, mudah-mudahan jangan sampai terulang," kata Abidin.

Baca juga, Dua Wanita di Bawah Umur Dipaksa Jadi Pemandu Karaoke. 

Tante dari D, Dinar Alfiyani (22), mengatakan awalnya D, SZ, dan Virna hendak bermain bertiga. Namun ternyata Virna tidak ikut menginap di tempat tinggal PA (18). PA, kata Dinar, mengenal Ika dari Facebook.

Ika merupakan anak dari tersangka Butet Maimun Elfidah Hafi (52). Lewat Ika, Butet mengiming-imingi para korban uang yang banyak apabila mau ikut ke tempatnya. PA mau mengikuti ajakan tersebut. Butet pun menawari PA untuk mengajak teman-temannya. Alhasil PA mengajak D dan SZ. "Mereka ditawarin mau duit banyak nggak? Supaya bisa beli barang-barang," kata Dinar.

Seperti diberitakan sebelumnya, D, SZ, dan PA pergi meninggalkan rumah. Mereka dibawa pergi dari Jakarta menuju Pasaman untuk dijadikan pemandu karaoke di Kafe Rimbo Aro, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat. Kepergian tersebut tanpa seizin orang tua mereka. Para korban pun hanya diberi makan satu kali sehari oleh tersangka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement