REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pertumbuhan jumlah usaha di DI Yogyakarta dalam sepuluh tahun terakhir cukup signifikan. Berdasarkan hasil sementara Sensus Ekonomi (SE) Badan Pusat Statistis 2016 diketahui jumlah usaha di DIY pada 2016 ini sebanyak 533,9 ribu usaha. Jumlah ini naik signifikan 32,36 persen dari 2006 lalu yang hanya 403,3 ribu usaha.
"Dari lima kabupaten/kota di DIY, Kabupaten Sleman dan Bantul memiliki jumlah usaha terbanyak yaitu 145,3 ribu usaha dan 141,5 ribu usaha," ujar Kepala BPS DI Yogyakarta, Bambang Krstianto, Jumat (2/9).
Meski begitu kata dia, pertumbuhan jumlah usaha terbanyak justru berada di Kabupaten Gunungkidul yaitu 49,4 persen. Sedangkan pertumbuhan usaha terkecil ada di Kota Yogyakarta 4,7 persen.
Di Kabupaten Gunungkidul jumlah usaha pada 2006 sebanyak 75,3 ribu usaha. Jumlah ini naik signfikan di 2016 menjadi 112,6 ribu usaha.Sedangkan Kota Yogyakarta jumlah usaha ppada 2006 sebanyak 66,6 ribu usaha hanya naik sedikit di 2016 menjadi 69,7 ribu usaha.
Kenaikan jumlah usaha secara signifikan juga terkasi di Kabupaten Bantul. Dari jumlah usaha 100,3 ribu usaha menjadi 141,5 jumla usaha atau naik 41,09 persen. Jumlah usaha di Kabupaten Sleman juga naik dari 110,5 usaha di 2006 menjadi 145,3 usaha di 2016 atau naik 31,44 persen.
Sedangkan Kabupaten Kulonprogo kenaikan jumlah usaha juga tidak terlalu signifikan hanya 28,12 persen. Dari 50,6 ribu jumlah usaha menjadi 64,8 usaha.
Tingginya kenaikan jumlah usaha di Gunungkidul menurut Bambang karena pengaruh perkembangan pariwisata d kabupaten tersebut. Selama 10 tahun terakhir belasan obyek wisata baru muncul di kabuaten tersebut. "Tanah yang semula kosong sekarang banyak pertokoan dan dimana-mana obyek wisata di Gunungkidul ramai dkunjungi," ujarnya.