Kamis 01 Sep 2016 18:04 WIB

Orang tak Paham Agama Lebih Mudah Dicuci Otak

Rep: Issha Harruma/ Red: Teguh Firmansyah
Teroris/ilustrasi
Foto: youtube
Teroris/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Orang-orang yang tidak memiliki dasar agama disebut lebih mudah dicuci otaknya untuk melakukan aksi teror. Hal ini disampaikan mantan napi terorisme Khairul Ghazali.

Ghazali menyebutkan, berdasarkan survei yang ada, sebagian besar pengantin jihad memiliki latar belakang pendidikan umum. Salah satunya, yakni IAH (17), pelaku teror gereja Medan Katolik Stasi Santo Yosep Medan yang baru menamatkan pendidikannya di SMAN 4 Medan.

"85 persen pelaku penganten ini latar belakang pendidikannya umum, bukan pesantren. Pesantren cuma lima persen. Sepuluh persen lain-lain," kata Ghazali, Kamis (1/9).

Sebagai bekas teroris lebih mudah mencuci otak orang-orang yang pendidikan agamanya kosong. Anak muda pun banyak dipilih menjadi pengantin jihad karena masih labil sehingga mudah didoktrin.

"Jadi mudah mengajarkan doktrin bahwa agama itu seperti ini, seperti ini. Difokuskanlah ke jihad. Didoktrin bahwa apa yang mereka lakukan (teror) akan mempercepat mereka masuk surga," ujar dia.

Menurut Ghazali, proses pencucian otak terhadap calon jihadis berjalan seperti hipnotis. Mereka didoktrin dengan menggunakan ayat perang dipelintir dan dieksploitasi serta mengabaikan ayat-ayat pendamping lain yang mengajarkan perdamaian.

"Dalam doktrin jihad tidak ada kaitannya dengan uang, tapi dengan akhirat, surga, bidadari. Banyak IAH lain yang menunggu bahkan antre. Hebatnya, mereka melakukan itu (teror) karena siap untuk mati, bukan hidup," kata Ghazali.

Baca juga, Bom Bunuh Diri Meledak di Gereja Katolik Medan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement