Kamis 01 Sep 2016 13:28 WIB

Warga Singapura tak Panik dengan Isu Zika

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Ilustrasi Virus Zika
Foto: AP / Eraldo Peres
Ilustrasi Virus Zika

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Seorang WNI yang bekerja di universitas di Singapura, Ambar mengatakan, warga di Singapura tak panik menghadapi merebaknya virus zika. Sebab, Kemenkes Singapura dan National Environment Agency (NEA) cukup sigap dalam menangani merebaknya virus tersebut.

Apalagi, ujar dia, sebagian besar orang yang terkena virus zika hanya mengalami gelaja ringan. "Gejalanya mirip dengan gejala penyakit demam berdarah," katanya, Kamis, (1/9).

Meski tak panik, kata Ambar, ia tetap menjaga kesehatan dan dirinya agar tak terkena virus zika. "Saya pakai spray anti nyamuk untuk menghalau nyamuk pembawa virus zika, yakni nyamuk Aedes Aegypti supaya tak mendekat."

Ia mendengar, hanya satu dari lima orang yang terkena virus zika akan mengalami gejala penyakit. Tak semua orang yang terkena virus zika mengalami gejala penyakit.

Di Indonesia, lanjutnya, mungkin sudah ada juga yang terkena virus zika. Namun kasusnya belum banyak sehingga tak tercium media. Sebenarnya, bukan hanya Singapura yang terkena virus zika, di Thailand juga sudah ada warga yang terkena virus ini.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Armanatha Nasir yang akrab disapa Tata mengatakan, berdasarkan informasi dari KBRI Singapura hanya terdapat satu WNI yang terkena virus zika, yakni seorang perempuan. "Saat ini Kemenlu dan Kemenkes sedang bekerja sama untuk menyusun himbauan kesehatan yang disampaikan kepada warga yang baru pulang dari Singapura. Warga yang baru datang dari Singapura jika dalam 10 hari mengalami demam diminta untuk cek darah guna mengetahui apakah terkena virus zika atau tidak," kata Tata.

Cek darah perlu dilakukan supaya jika terkena penyakit zika bisa segera diobati. Pencegahan dini perlu dilakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement