Rabu 31 Aug 2016 09:17 WIB

TNI Dukung Padi Indonesia Mendunia

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Angga Indrawan
Petani menarik kudanya yang mengangkut padi hasil panen di Persawahan Pattalasang, Sunggumina, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (11/8).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Petani menarik kudanya yang mengangkut padi hasil panen di Persawahan Pattalasang, Sunggumina, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (11/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUNEI DARRUSALAM -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendukung penuh Padi asal Indonesia agar diakui oleh dunia, salah satunya melalui PT Biogene Plantation dalam mengembangkan bibit Padi jenis Sembada B-9 yang ditanam dan dikembangkan di Brunei Darusalam. Demikian dikatakan Aster Kasad Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak di Brunei Darusalam, Selasa (30/8).

 

“Keterlibatan TNI dalam Panen Perdana Padi, karena Pemerintah Brunei sangat mengapresiasi bahwa Bibit Padi Hibrida Sembada B-9 berasal dari Indonesia, disamping itu hubungan antara kedua negara Indonesia dan Brunei Darusalam sangat bagus,” ujar Komaruddin.

 

Komaruddin menyatakan penanaman Padi tersebut dikerjakan antara kerja sama Indonesia dengan Koperasi Setia Kawan (Koseka) Distrik Wasan.  “Koperasi ini diawaki oleh mantan-mantan Tentara Angkatan Darat Brunei yang sudah purna dan dikelola menjadi satu grup Koperasi bekerja sama dengan PT Biogene dari Indonesia,” jelasnya.

 

Ia mengatakan saat ini TNI sudah bekerja sama dengan 21 Kementerian, tetapi sangat intens sekali dengan Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Kerjasama tersebut sudah tiga tahun berjalan. Salah satu kerjasama tersebut antara lain program cetak sawah di Indonesia sudah mencapai 206 ribu hektare, dan baru terlaksana 136 ribu hektare, sisanya ada beberapa hal yang tidak memenuhi syarat.

“Brunei ada tiga bibit yaitu dari Malaysia, Filipina dan Indonesia, sedangkan Indonesia diwakili oleh PT. Biogene. Apabila di Indonesia untuk 1 hektare nya berkisar 12 sampai 13 Ton per hektare, maka diasumsikan di Brunei bisa mencapai 8 s/d 9 ton per hektare,” ujarnya.

 

Ia mengatakan prediksi sementara disebabkan oleh PH tanah dan kondisi air yang tidak memungkinkan. Ia berharap kedepan bisa lebih baik. Sebab melihat dari pengguna bibit dari negara lain, seperti Malaysia hanya 4 ton/Ha, Filiphina antara 3-4 ton/Ha. Sedangkan Indonesia sudah sampai 8-9 ton/Ha. .

 

Terkait ketahanan pangan di Indonesia, Komaruddin menyampaikan bahwa Presiden RI Joko Widodo pernah menegaskan, “Ketahanan pangan kedepan digalakkan”. “Keterlibatan TNI dalam Panen Perdana ini, karena Indonesia sekarang sedang menggalakkan swasembada pangan, sehingga Pemerintah Brunei cocok dengan kegiatan ini.” tambah Komaruddin.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement