REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, mencatat sebanyak 753 warga setempat telah terserang penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) sejak Januari- Agustus 2016.
"Ada peningkatan hampir 70 persen dibandingkan dengan tahun 2015," kata Kepala Bidang Pengendalian Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Gustiyanti di Pekanbaru, Selasa (30/8).
Dia menjelaskan peningkatan jumlah kasus DBD tahun ini sangat tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Menurut dia tahun lalu hanya 434 kasus, sementara tahun ini sudah 753 jiwa.
Ia membenarkan kenaikan kasus dari tahun lalu diduga akibat karena adanya laporan rumah sakit dan Puskesmas lebih lengkap dari tahun sebelumnya. "Jumlah ini memang meningkat dari tahun kemarin. Tahun lalu tidak semua rumah sakit melaporkan," tegasnya.
Dari data yang masuk ke Dinkes, Kecamatan Payung Sekaki menduduki kasus tertinggi sebanyak 123 kasus. Diikuti Marpoyan Damai sebanyak 99 kasus dan Tampan 88 kasus.
Dilanjutkan dengan Kecamatan Sukajadi 56 kasus, Senapelan 34 kasus, Pekanbaru kota 23 kasus, Rumbai Pesisir 66 kasus, Rumbai 63 kasus, Lima Puluh 42 kasus, Sail 25 kasus, Tenayan Raya 49, dan Bukit Raya 85 kasus. "Dari Januari sampai minggu 34 bulan Agustus jumlah warga yang meninggal akibat DBD mencapai 10 orang," ujarnya.
Ia menambahkan penyebab meningkatnya jumlah yang meninggal sama dengan kasus sebelumnya karena keterlambatan pertolongan petugas kesehatan. Ia menyebut, rata-rata dalam seminggu terdapat lima sampai sepuluh kasus.
Dengan tingginya kasus DBD saat ini, Gustiyanti mengimbau agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan rumahnya terutama tempat-tempat yang berpotensi terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes Aygepti seperti tempat penampungan air, bak mandi, dan penampung air dispenser.
Cara efektif untuk memberantas DBD katanya lagi, dengan cara 3M plus, yakni menguras, menutup dan menimbun serta menggunakan anti nyamuk. "Mari kita jaga kebersihan lingkungan kita," ujarnya.