REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah warisan benda maupun tidak benda Indonesia telah siap untuk didaftarkan ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Sejumlah peninggalan tersebut nantinya akan berdiri sejajar dengan warisan budaya dunia lainnya, seperti Candi Borobudur, Prambanan dan sebagainya.
“Masih banyak warisan kita yang belum ditetapkan dunia,” ungkap Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadjamuddin Ramly di Gedung A, Kemendikbud, Selasa (30/8).
Apalagi Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) telah mengakui bahwa jumlah warisan Indonesia lebih banyak daripada negara lainnya. Untuk itu, Indonesia bisa mendaftarkan warisan yang dimilikinya setiap dua tahun.
Menurut Nadjamuddin, Indonesia akan mendaftarkan kapal pinisi sebagai warisan budaya tak benda 2017. Peninggalan nenek moyang ini memiliki kehebatan dan keunikan tersendiri di banding negara lainnya. Hal ini terbukti banyaknya orang-orang Bugis zaman dahulu yang berhasil berlayar hingga ke mancanegara.
Selain pinisi, dia mengatakan seni bela diri tradisional Indonesia, silat juga siap diajukan ke UNESCO. Puisi lama asli Indonesia, yakni pantun juga akan mengalami hal serupa. Sementara warisan benda, dia mengatakan Indonesia kemungkinan akan menawarkan Kota Wisata Tambang, Sawahlunto dan Kota Tua di Jakarta. Bahkan, Kepulauan Riau (Kepri) telah mengajukan Pula Penyengat yang dikenal sebagai lokasinya makam para raja dan Pahlawan Nasional Raja Ali Haji.
Nadjamuddin mengatakan, hal yang perlu diperhatikan sebenarnya bukan hanya pengajuan ke UNESCO. “Tapi yang setelah mendapat UNESCO itu apakah ada dampak menyejahterakan ke masyarakat sekitar,” tambah dia. Atas hal ini, pemerintah pun mencoba mencari kiat agar bisa mendapatkan efek yang diinginkan.