REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra mengatakan, kerawanan konflik pemilihan kepala daerah (pilkada) selalu ada di setiap daerah, tidak hanya di Ibu Kota.
Bahkan, menurut Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu, kerawanan konflik di pilkada merupakan hal yang biasa. Namun, pihak yang berwenang harus bisa mengantisipasinya sehingga pilkada dapat berjalan lancar.
"Semua Pilkada juga rawan konfik, tidak hanya di Jakarta. Itu normal-normal saja, yang penting kita dapat mendeteksi atau mengantisipasinya agar sesuatu yang dikhawatirkan tidak terjadi nanti," ujar Yusril saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin (29/8).
Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyatakan, beberapa daerah memiliki potensi kerawanan tinggi dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 2017. Oleh karena itu, Yusril meminta pemerintah bekerja dengan maksimal agar bisa mendeteksinya secara dini. Yusril sendiri hingga saat ini belum resmi mendaftarkan diri sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai PPP Arsul Sani. Menurut dia, tidak ada satu daerah pun yang tidak rawan konflik saat pilkada. Apalagi, yang terjadi adalah head to head antara bakal calon sehingga probabilitasnya akan tinggi.
Namun, Arsul Sani menilai, pernyataan Bawaslu terkait kerawanan konflik adalah peringatan dini untuk seluruh stakeholder, termasuk pihak keamanan. Oleh karena itu, dia meminta agar seluruh calon gubernur DKI Jakarta lebih bijak dalam memberikan pernyataan di dalam ruang publik agar tidak menyulut emosi pendukung lawan.
"Saya anggap itu peringatan dini dari Bawaslu, bagi kepolisian, politikus, dan juga masyarakat agar lebih waspada," kata Arsul Sani.