Senin 29 Aug 2016 03:16 WIB

Kemenhub Tinjau Infrasruktur Transportasi di Halmahera Utara

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah
Halmahera Utara miliki keindahan laut potensial.
Foto: halmaherautarakab.go.id
Halmahera Utara miliki keindahan laut potensial.

REPUBLIKA.CO.ID, HALMAHERA UTARA -- Pemerintahan Presiden Joko Widodo terus melakukan pembangunan dan pengembangan sektor transportasi. Hal tersebut sebagai wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan konektivitas di wilayah perbatasan, terluar dan wilayah rawan bencana di Indonesia.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, Hemi Pamiraharjo menuturkan, Kabupaten Halmahera Utara yang sebagian terletak di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara merupakan salah satu wilayah yang menjadi perhatian pemerintah. Ia menuturkan, sekitar 200 juta jiwa menghuni Tobelo yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Halmahera Utara.

"Keberadaan bandar udara dan pelabuhan di pulau ini menjadi gerbang masuk yang penting baik bagi masyarakat maupun wisatawan asing dan domestik. Serta sebagai penunjang arus logistik di wilayah Halmahera Utara," kata Hemi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (28/8).

Kementerian Perhubungan merinci sejumlah infrastruktur transportasi di Halmahera Utara :

1. Bandar Udara Kuabang Kao

Bandar Udara yang terletak di Kecamatan Kao, Kabupaten Halmahera Utara saat ini melayani tujuh kali penerbangan per minggu untuk rute Manado-Kao dan Kao-Manado dengan maskapai Wings Air dengan pesawat jenis ATR 72-500. Bandar Udara Kuabang Kao merupakan salah satu pintu masuk melalui udara di Kabupaten Halmahera Utara.

Bagi wisatawan, ada hal menarik yang dapat dijumpai setibanya di Bandara Tobelo. Sebab, wilayah Tobelo sempat menjadi daerah jajahan Jepang pada masa Perang Dunia ke II. Di ujung apron dekat gedung terminal bandara, terdapat situs bersejarah berupa sebuah bunker yang digunakan sebagai tempat persembunyian serdadu Jepang dari serangan sekutu. Bagi orang yang pertama kali pergi ke Tobelo, ini sangat menarik.

Kepala Bandara Kuabang Kao, Samad Abdul menuturkan, pada 2016, Bandar Udara Kuabang Kao terus berbenah dengan perpanjangan landasan menjadi 2.400 meter dan pengadaan kendaraan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).

2. Pelabuhan Tobelo

Pelabuhan yang terletak di pusat kota Halmahera Utara itu, telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 6 April 2016 lalu. Pelabuhan tersebut memiliki fasilitas dermaga untuk peti kemas. Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.750 Tahun 2014 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Pelabuhan Tobelo memiliki hierarki sebagai Pelabuhan Pengumpul.

"Pelabuhan pengumpul berfungsi sebagai prasarana bongkar muat barang dan penumpang di Kabupaten Halmahera Utara", ujar petugas KPLP Pelabuhan Tobelo, Noh Said.

3. Pelabuhan Galela

Pelabuhan yang terletak di Kecamatan Galela ini adalah pelabuhan lokal yang dirancang untuk melayani kapal tujuan Loloda Kepulauan dan Loloda Utara.  Pelabuhan itu, memiliki kapasitas pelabuhan untuk kapal berukuran 1.000 deadweight tonnage (DWT).

Pelabuhan juga dilengkapi dengan fasilitas seperti Dermaga General Cargo, Trestle, Causeway, Kedalaman Kolam Dermaga -5 mLWs. Serta, dukungan fasilitas darat seperti Kantor, Lapangan Penumpukan Barang, Terminal Penumpang 150 meter persegi, bangunan pos jaga, bangunan gudang, bangunan gedung serba guna, Sarana ibadah dan lapangan parkir yang memadai. "Keberadaan pelabuhan Galela adalah untuk mendukung pelabuhan Tobelo", ujar Noh Said.

4. Bandara Gamarmalamo

Bandar Udara yang terletak di Desa Dukolamo, Kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara ini berjarak 25 kilometer dari Kota Tobelo.

Saat berkunjung ke Bandara Gamarmalamo, tim Biro Komunikasi dan Informasi Publik mengetahui, Bandara Gamarmalamo sedang ditutup akibat terdampak abu vulkanik Gunung Dukono. Sehingga, tidak ada kegiatan pelayanan pada bandara tersebut.

Seperti diketahui, berdasarkan NOTAM (Notice to Airmen) Nomor C5073/16, penutupan Bandara Gamarmalamo di Galela diperpanjang ssampai dengan estimasi 28 Agustus 2016 pukul 11.00 WIT karena terdampak abu vulkanik Gunung Dukono.

Hemi berujar, Kemenhub RI terus berupaya meningkatkan konektivitas antar wilayah melalui pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi. "Dengan semangat untuk merangkai dan menyatukan masyarakat dengan semangat nawacita dalam kerangka utuh Negara Kesatuan Republik Indonesia," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement